Over the last 20 years, the develop

Over the last 20 years, the development of geographic information systems (GIS) has stimulated the use of predictive models in archaeology (Kvamme 1995). These models are useful in identifying regions with a high archaeological site potential. Such information is particularly useful for cultural resource management studies and the preservation/avoidance of regions likely to contain archaeological resources (Brooks et al. 1996). In general, the ability of GIS to efficiently manipulate and analyze large amounts of spatial and tabular data makes it a particularly useful tool for the construction of multivariate predictive models (Kvamme 1999) (Mehrer, Mark W.& Konnie L.Wescott.,2006 hal: 313)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selama 20 tahun terakhir, pengembangan sistem informasi geografis (GIS) telah mendorong penggunaan model prediksi dalam arkeologi (Kvamme 1995). Model ini berguna dalam mengidentifikasi daerah dengan potensi tinggi situs arkeologi. Informasi tersebut sangat berguna untuk studi pengelolaan sumber daya budaya dan pelestarian / menghindari daerah mungkin mengandung sumber daya arkeologi (Brooks et al. 1996). Secara umum, kemampuan GIS untuk secara efisien memanipulasi dan menganalisis sejumlah besar data spasial dan tabular membuatnya menjadi alat yang sangat berguna untuk pembangunan model prediksi multivariat (Kvamme 1999) (Mehrer, Mark W. & Konnie L.Wescott. 2006 HAL: 313)