Change in the state of water sorbed

Change in the state of water sorbed into four kinds of non-water-soluble poly(meth)acrylates with low water content by temperature (T) perturbation was examined on the basis of T variable mid-infrared (MIR) spectroscopy. Many studies using differential scanning calorimetry suggested that there was no change in the state. T dependence of their MIR spectra, however, clearly demonstrated various changes in the state. Furthermore, recrystallization, which was crystallization during heating, was observed in all four polymers. The recrystallization observed in this study was not devitrification, which is the change in the state from glassy water to crystalline water, but vapor deposition during heating (vapor re-deposition). There were only two reports about recrystallization of water in a non-water-soluble polymer before this report; therefore, it might be considered to be a rare phenomenon. However, as demonstrated in this study, it is not a rare phenomenon. Recrystallization (vapor re-deposition) of water in the polymer matrices is related to a balance between flexibility and strength of the electrostatic interaction sites of polymer matrices but might not be related to the biocompatibility of polymers.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Perubahan dalam keadaan sorbed dalam empat macam bebas-air-larut Poli (shabu) acrylates dengan kadar air rendah oleh temperatur (T) gangguan air diteliti berdasarkan T variabel Mid-inframerah (MIR) spektroskopi. Banyak penelitian yang menggunakan Diferensial pemindaian kalorimetri menyarankan bahwa ada tidak ada perubahan di negara bagian. T ketergantungan mereka SPEKTRA MIR, bagaimanapun, jelas menunjukkan berbagai perubahan di negara bagian. Selain itu, rekristalisasi, yang merupakan kristalisasi selama pemanasan, diamati pada semua empat polimer. Rekristalisasi diamati dalam studi ini bukanlah devitrification, yang merupakan perubahan negara dari kaca air kristal air, tetapi pengendapan uap selama proses pemanasan (Re pengendapan uap). Ada dua laporan tentang rekristalisasi air dalam polimer bebas-air-larut sebelum laporan ini; oleh karena itu, itu mungkin dianggap menjadi fenomena yang langka. Namun, seperti yang ditunjukkan dalam studi ini, tidaklah fenomena yang langka. Rekristalisasi (pengendapan uap kembali) air dalam matriks polimer berkaitan dengan keseimbangan antara fleksibilitas dan kekuatan situs elektrostatik interaksi dari matriks polimer tetapi mungkin tidak berhubungan dengan biokompatibilitas polimer.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Perubahan keadaan diserap air menjadi empat macam-non-larut dalam air poli (met) akrilat dengan kadar air rendah dengan suhu (T) gangguan diperiksa atas dasar T variabel pertengahan inframerah (MIR) spektroskopi. Banyak penelitian menggunakan termogram DSC menunjukkan bahwa tidak ada perubahan di negara bagian. Ketergantungan T spektrum MIR mereka, bagaimanapun, jelas menunjukkan berbagai perubahan di negara bagian. Selain itu, rekristalisasi, yang kristalisasi selama pemanasan, diamati pada keempat polimer. Rekristalisasi diamati dalam penelitian ini tidak devitrifikasi, yang merupakan perubahan di negara bagian dari air kaca untuk kristal air, tetapi deposisi uap selama pemanasan (uap re-deposisi). Hanya ada dua laporan tentang rekristalisasi air dalam polimer-non-larut dalam air sebelum laporan ini; Oleh karena itu, mungkin akan dianggap sebagai fenomena yang langka. Namun, seperti yang ditunjukkan dalam studi ini, itu bukan fenomena yang langka. Rekristalisasi (uap re-pengendapan) air di matriks polimer berhubungan dengan keseimbangan antara fleksibilitas dan kekuatan situs interaksi elektrostatik matriks polimer tetapi mungkin tidak terkait dengan biokompatibilitas polimer.