Silence, however of a different kin

Silence, however of a different kind, characterized the German reaction to the Anne Frank play. The postscript to the American edition describes this reaction in words similar to those used twenty- three years later about German reactions to “Holocaust”: “On October 1, 1956, The Diary of Anne Frank opened simultaneously in seven German cities. Audiences there greeted it in stunned silence. The play released a wave of emotion that finally broke through the silence with which Germans had treated the Nazi period.”9 It was clear at the time that emotional and personal identification with the destiny of Anne Frank was the basis for the play’s success, just as identification with the Weiss family explains the impact of “Holocaust.” And yet, another twenty-three years had to pass until the renewed denial of the past exploded on an even larger scale. What happened between 1956 and 1979? After all, these were the years of Eichmann’s trial in Jerusalem
(1961), of the Frankfurt Auschwitz trial (1963-65), of a wave of documentary plays about the Holocaust, of the student and protest movements which time and again focused on the lack of Vergangenheits- bewaltigung in academic, political, and cultural institutions in West Germany. If indeed the effect of the Anne Frank play and the book on which it was based was as deep and substantial as historians make it out to have been, then why did later plays not build on this model and further develop the process of genuine Vergangenheitsbewaltigung which seemed to have been set in motion in 1956, at least in the younger generation? How can it be explained that the student generation of 1979 when confronted with “Holocaust” proved to be as uninformed about the past as that of 1956? Again there are no easy answers, but, as far as West German dramatic presentations of the Nazi past are concerned, a number of facts and speculations can be offered from a post-“Holocaust” perspective.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Diam, namun dari jenis yang berbeda, ditandai reaksi Jerman untuk bermain Anne Frank. The postscript untuk edisi Amerika menggambarkan reaksi ini dalam kata-kata yang sama dengan yang digunakan dua puluh tiga tahun kemudian tentang reaksi Jerman untuk "Holocaust": "Pada tanggal 1 Oktober 1956, The Diary of Anne Frank dibuka serentak di tujuh kota di Jerman. Audiens ada disambut dalam diam tertegun. Drama tersebut merilis gelombang emosi yang akhirnya berhasil menembus keheningan dengan yang Jerman telah diperlakukan periode Nazi. "9 Sudah jelas pada waktu itu emosional dan personal identifikasi dengan nasib Anne Frank adalah dasar untuk kesuksesan drama, hanya identifikasi dengan keluarga Weiss menjelaskan dampak dari "Holocaust." Namun, dua puluh tiga tahun harus melewati sampai penolakan baru dari masa lalu meledak pada skala yang lebih besar. Apa yang terjadi antara tahun 1956 dan 1979? Setelah semua, ini adalah tahun-tahun sidang Eichmann di Yerusalem
(1961), sidang Frankfurt Auschwitz (1963-1965), dari gelombang dokumenter memainkan tentang Holocaust, siswa dan memprotes gerakan yang berulang kali terfokus pada kurangnya Vergangenheits- bewaltigung di lembaga-lembaga akademis, politik, dan budaya di Jerman Barat. Jika memang efek dari bermain Anne Frank dan buku yang itu didasarkan sedalam dan substansial sebagai sejarawan bisa keluar telah, lalu kenapa kemudian memainkan tidak membangun model ini dan mengembangkan proses asli Vergangenheitsbewaltigung yang tampak telah digerakkan pada tahun 1956, setidaknya pada generasi muda? Bagaimana bisa menjelaskan bahwa generasi mahasiswa 1979 ketika dihadapkan dengan "Holocaust" terbukti sebagai kurang informasi tentang masa lalu seperti yang 1956? Sekali lagi tidak ada jawaban yang mudah, namun, sejauh presentasi dramatis Jerman Barat dari masa lalu Nazi yang bersangkutan, sejumlah fakta dan spekulasi dapat ditawarkan dari pasca "Holocaust" perspektif.