Our lives, our belief systems, our

Our lives, our belief systems, our politics, science and relationships are all based on the 0.00001% that our senses perceive. The rest is ignored. Where’s the intelligence in that?

In addition, our scientists have identified 11 dimensions to our existence and yet we are only aware of 4 of them (length, width, depth and time). The wonderments of the other 7 are hidden from us, buried beneath our awareness.

Further still, the minimal amounts that we do perceive are often distorted through our individual interpretations. For example, we might all agree that a dog is a four legged animal. However, depending on our experiences, some of us perceive it as a loving pet (a “best friend”) while others consider it a snarling, barking, dangerous pest. Same dog, different interpretations.

This is a form of insanity because we can't all be right. Yet we are each convinced of our own version of "reality" and often engage in fights, even war, over it.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Hidup kita, sistem kepercayaan kita, politik, ilmu pengetahuan dan hubungan semua didasarkan pada 0.00001% yang memandang indera kita. Sisanya akan diabaikan. Di mana adalah intelijen dalam itu?Selain itu, kami para ilmuwan telah mengidentifikasi 11 dimensi untuk keberadaan kita dan namun kita hanya sadar 4 dari mereka (panjang, lebar, kedalaman dan waktu). Wonderments 7 lain yang tersembunyi dari kami, terkubur di bawah kesadaran kita.Lebih jauh lagi, jumlah minimal yang kami anggap sering terdistorsi melalui interpretasi kita masing-masing. Sebagai contoh, kita semua bisa sepakat bahwa anjing adalah hewan berkaki empat. Namun, tergantung pada pengalaman kami, beberapa dari kami mengartikannya sebagai mencintai hewan peliharaan ("teman terbaik") sementara yang lain menganggap itu menggeram, menggonggong, hama berbahaya. Sama anjing, interpretasi yang berbeda.Ini adalah bentuk kegilaan karena kita tidak bisa benar semua. Namun kita semua yakin kita sendiri versi "realitas" dan sering terlibat dalam perkelahian, bahkan perang, lebih dari itu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Hidup kita, sistem kepercayaan kita, politik kita, ilmu pengetahuan dan hubungan semua didasarkan pada 0,00001% yang indera kita memandang. Sisanya diabaikan. Di mana kecerdasan dalam? Selain itu, para ilmuwan kami telah mengidentifikasi 11 dimensi untuk keberadaan kita namun kita hanya menyadari 4 dari mereka (panjang, lebar, kedalaman dan waktu). The wonderments yang lain 7 yang tersembunyi dari kami, terkubur di bawah kesadaran kita. Selanjutnya masih, jumlah minimal yang kita anggap sering terdistorsi melalui interpretasi pribadi kita. Sebagai contoh, kita mungkin semua setuju bahwa anjing adalah hewan berkaki empat. Namun, tergantung pada pengalaman kami, sebagian dari kita menganggap itu sebagai hewan peliharaan yang penuh kasih ("teman terbaik") sementara yang lain menganggapnya menggeram sebuah, menggonggong, hama berbahaya. Anjing yang sama, interpretasi yang berbeda. Ini adalah bentuk kegilaan karena kita tidak bisa semua benar. Namun kita masing-masing yakin versi kita sendiri "realitas" dan sering terlibat dalam perkelahian, bahkan perang, di atasnya.