Satu janji sederhana untuk bersama selamanya.

Satu janji sederhana untuk bersama

Satu janji sederhana untuk bersama selamanya."

Ya, selamanya ya...?

Karena 'selamanya' memang berarti 'selamanya'.

The Best Wish for You

.

.

Side story of Cutest Lovey and Sweetest Lovey

Akashi x Kuroko x Akashi

Aternate Universe, typo(s), OOC, Twin!Akashi, over-protective!Akashi, Boys Love.

.

Happy birthday, Akashi and Kuroko!

.

~First Story~

Happy Birthday, Akashi-kun!

.

.

Tak ada yang lebih spesial selain hari ulang tahun~

Bagi seorang Kuroko Tetsuya, sesungguhnya perumpamaan itu tak terlalu berguna. Untuknya yang seperti seorang bayangan, hari ulang tahun tak berarti apapun. Tak peduli seloyang vanilla cake atau permen manis yang sebenarnya selalu ia dapatkan di akhir bulan Januari, baginya tetap biasa saja. Selain kenyataan bahwa usiamu bertambah satu angka yang berarti semakin menua. Sesimpel itulah pola pikir Kuroko.

Tapi bila ia tak menganggap penting hari ulang tahunnya di bulan Januari, maka lain kenyataan pada bulan Desember tanggal dua puluh.

Seperti siang ini, otaknya tak berhenti berputar untuk menyiapkan sesuatu di tanggal spesial tersebut. Duduk di kursi paling pojok Maji Burger sambil memandang lurus ke jendela di samping. Kalau tak ada kerjaan lain, Kuroko akan menghitung berapa orang yang melintas di depan jendela. Sambil menyesap gelas ukuran reguler kedua milkshake faforitnya, Kuroko menggosok-gosok bawah hidungnya yang dingin. Ah, musim dingin sih, ya. Desember memang identik dengan salju.

"Jangan yang identik dengan natal. Bagaimanapun ulang tahun mereka 'kan tanggal dua puluh." Otaknya kembali menerawang saat memandangi toko souvenir natal di sebrang jalan yang penuh pengunjung.

Mereka yang dia maksud... Ah, pastilah 'mereka'.

"Maaf membuatmu menunggu lama, Tetsuya." Seorang pemuda berambut merah muncul tepat di belakang Kuroko dan segera mengambil posisi di hadapan Tetsuya. Jika kau lihat matanya, maka akan tampak sesuatu yang unik. Sepasang maniknya memiliki heterokrom merah-emas yang indah. Seperti mata kucing, dan Kuroko menyukai manik-manik cemerlang itu.

Kuroko tersenyum tipis. "Tak apa, Seishirou-kun."

Ya, Akashi Seishirou—putera pertama dari si kembar dari keluarga Akashi. Sosok rupawan yang kini menarik perhatian seluruh pengunjung MajiBa.

"Huh," Satu alis Seishirou terangkat saat memperhatikan dua gelas milkshake di hadapan Kuroko, "berapa lama kau menunggu sampai-sampai menghabiskan dua gelas susu aneh itu, Tetsuya?"

"Hanya dua jam."

"Ahh," Seishirou menghela nafas panjang. Biasanya, dia akan mengomel kalau melihat Kuroko meminum lebih dari satu gelas milkshake dalam sehari—tidak sehat, katanya. Tapi karena ini salah satu kesalahannya yang datang terlambat dua jam dari waktu janjian jadi ia diam saja. "Maaf. Maaf. Nah, itu Sei."

Segera Kuroko menolehkan kepala ke arah pintu masuk dan melihat satu sosok rupawan lain yang mencuri pandangan semua pengunjung toko. Kali ini karakter dingin dan sinisnya yang membuat semua gadis seolah terseret ke dalam pusaran auranya. Memperhatikan sampai ia menghampiri kursi dimana Kuroko dan Seishirou berada.

Akashi Seijuurou—si bungsu dari kembar Akashi.

Tak tersenyum. Tak menampilkan ekspresi santai atau merasa bersalah selain mimik tak suka karena melihat dua gelas vanilla milkshake di atas meja.

"Maaf terlambat. Tapi bukan berarti kau—"

"Oke, Sei." Seishirou memotong kalimat Seijuurou, "bagaimanapun yang telat dua jam yang bersalah. Bagaimana kalau kita lepaskan anak ini hari ini?" Seishirou terkekeh menggoda Kuroko yang sudah memasang wajah tertekuk sambil kembali menyesap minumannya.

Wajah Seijuurou melembut. Senyum tipis sudah terpasang dan ditepuknya puncak kepala biru Kuroko Tetsuya. Perlahan, ia menunduk untuk menyamakan tinggi badannya dengan sisi kepala Kuroko lalu membisikkan satu kalimat yang sukses membuat wajah Kuroko merona dan reflek melayangkan ignite pass andalan semasa sekolah ke wajah Akashi Seijuurou. Namun meleset karena Seijuurou dengan gesitnya mengelak dari serangan Kuroko.

Gelak tawa pecah dari Seishirou. "Hei, apa yang kau katakan sampai Tetsuya merespon mengerikan begitu, Sei?"

Akashi Seijuurou mengerling nakal ke arah sang Kakak. "Kau memahamiku lebih dari Tetsuya, Kak. Aku hanya bilang—"

"Jika dilanjutkan maka aku akan sangat marah kepada Akashi-kun!" Kuroko membuka suara sambil menarik tangan Seijuurou agar segera duduk di sampingnya. Meski wajahnya datar, si kembar jelas tahu tersimpan ekspresi marah disana. Salah-satu karakter yang paling disuka si kembar.

Seijuurou tertawa pelan sambil mengacak rambut Kuroko.

Tak mau bicara karena melancarkan aksi merajuk, Kuroko kembali menyesap banyak-banyak vanilla milkshakenya dan membiarkan si kembar tenggelam dalam obrolan mereka sendiri tanpa mengubris aksi ngambek Kuroko mereka.

Yang Seijuurou bisikkan; "Aku tak akan marah kalau Tetsuya mau menemaniku malam ini. Bagaimana?"

Semburat merah semakin mengisi wajah putih pucat Kuroko.

Dasar Akashi! Sejak Kuroko mengakhiri hubungan pribadnya dengan Seijuurou setengah tahun lalu, kini Kuroko adalah milik Akashi berdua. Dan kedua Akashi adalah miliknya seorang.

Hubungan yang memang terdengar gila. Tapi Kuroko dan Akashi sama-sama memilih jalan ini bersama-sama. Demi janji ambigu di masa kecil yang agar selalu bisa dijalani bersama-sama. Takdir yang salah pun, rasanya tak apa-apa. Asalkan bisa terus bersama selamanya.

Iya, tak apa-apa...

Tak apa... 'kan?

~OoOoOoO~

Kira-kira kado apa yang cocok untuk pemuda seperti si kembar?

Sejak kecil, Kuroko selalu merasa kebingungan setiap kali memilih kado. Di hari ulang tahun kesepuluh, Kuroko menyisihkan uang saku dan membelikan masing-masing mereka gantungan tas kecil berbentuk bola basket. Di hari ulang tahun ke dua belas, Kuroko memberikan sepasang notes warna hitam. Di ulang tahun lima belas, Kuroko membelikan sepasang syal warna merah dengan tambahan rajutan yang bertuliskan inisial si kembar. Lalu tahun lalu ia memberikan tiket makan malam bertiga di apartemen mereka dengan semua menu buatan Kuroko. Makanan faforit si kembar tentu saja.

Kedua Akashi sesungguhnya sudah memiliki semuanya. Harta, kepintaran dan jabatan. Semua sudah mereka dapatkan sedari muda. Karenanya Kuroko selalu bingung ketika membelikan mereka hadiah. Selera mereka pun sama tingginya. Meski Akashi selalu mengatakan apapun yang Kuroko berikan akan menjadi kado yang terindah, tetap saja Kuroko akan merasa malu jika kado yang dipilih ternyata tak sesuai dengan karakter Akashi.

"Apa ya...?" Bahkan ketika bekerja pun ia selalu memikirkannya.

"Kudengar dia pacaran dengan saudara sepupunya, lho."

Kuroko bukan orang yang suka menguping. Tapi sepasang anak sekolah kini berdiri tepat di samping rak yang tengah Kuroko rapikan. Keberadaan Kuroko yang jarang terdeteksi oleh orang disekitar masih tetap sama, jadi tak heran kalau sesekali Kuroko tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

"Orang tua yang laki-laki marah besar—katanya. Bagaimanapun mereka saudara dan tak boleh berhubungan 'kan. Mereka pasti dipaksa putus. Hubungan cinta terlarang benar-benar menyedihkan..."

Gerakan Kuroko yang tengah menyusun tumpukan buku baru langsung terhenti.

Cinta terlarang? Tidakkah itu sama dengan kasusnya dan si kembar. Bahkan yang lebih mengerikan ialah cinta terlarang yang ia rajut bukan hanya dengan satu orang, melainkan sepasang anak kembar sekaligus. Kuroko kadang membayangkan bagaimana respon orang lain jika mengetahui rahasia kotor ini. Mereka pasti akan memandang jijik Kuroko bahkan mengklaimnya serakah dan keterlaluan karena menyeret dua orang sehebat Akashi ke dalam lubang hitam yang sama dengannya.

Apakah hubungan ini bisa bertahan?

"Ah, Kuroko-kun!"

Pikiran Kuroko terpecah saat ada yang memanggilnya.

"Ya, Ritsuki-san?"

"Sudah waktunya jam kerjamu berakhir." Gadis berambut panjang itu tersenyum kecil. "Dan di luar sudah ada orang yang datang menjemputmu, lho. Hari ini si manik merah."

...Akashi Seijuurou.

Kentara jelas sumringah di air muka Kuroko. "Terima kasih, Ritsuki-san. Aku pulang duluan."

Kuroko tak suka membuat Akashi menunggu karena dia memang membencinya. Buru-buru Kuroko berganti pakaian, memakai mantel dan berjalan cepat keluar toko buku tempatnya bekerja. Hanya saja tepat saat satu kaki melewati pintu, langkahnya segera terhenti. Ada pemandangan tak biasa disini.

"Seijuurou...-kun?"

"Hei," Seijuurou tersenyum sambil melambai ke arah Kuroko, "aku baru saja mendapatkannya dari seorang pegawai di kantor cabang Akashi, lho. Mau coba naik?" Ini mungkin pertama kalinya Kuroko melihat seorang Akashi mengendarai sepeda.

Sepeda!

Kuroko tertawa geli.

"Heh, Tetsuya? Ada apa denganmu? Apa aneh?"

"Seijuurou-kun benar-benar senang melakukan sesuatu diluar prediksiku." Kuroko mendekati Seijuurou dan sepeda hitam barunya. Tanpa memberi aba-aba, pemuda itu naik dan berdiri di belakang Seijuurou. Sambil memegang erat pundak tegap Seijuurou. "Kuharap kita tidak jatuh terperosok. Aku bahkan tak tahu kalau Seijuurou-kun bisa mengendarai sepeda."

"Kau meremehkanku?" Seijuurou pun mulai mengayuh sepedanya.

Benda besi hitam dengan dua roda besar di depan dan belakang itu langsung melaju santai di sisi jalan khusus sepeda. Menerpa hembusan angin di musim dingin. Beruntung jalanan tidak bersalju jadi mereka tak perlu takut tergelincir jalanan yang licin. Obrolan sederhana yang menjadi musik pengantar perjalanan mereka.

Kuroko memang jatuh cinta kepada sepasang anak kembar itu. Ia sudah terlalu jauh terseret hingga tak tahu bagaimana caranya untuk kembali pulang ke dunia awalnya.

"Ah, Sei-kun." Kuroko mengeratkan cengkramannya di pundak Akashi. "Untuk ulang tahun kalian berdua nanti...apa yang kalian inginkan dariku?"

Seijuurou tersenyum sambil memutar kemudi ke sisi kanan jalan dan memasuki wilayah perumahan dimana apartemen mereka berada. "Apa, ya..." Suaranya menghilang terbawa angin. "Apapun. Kurasa apapun yang Tetsuya berikan adalah apa yang kami inginkan. Tak peduli berapa besarnya yang Tetsuya berikan, semua itu akan menjadi harta paling berharga bagi ka
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Satu janji sederhana untuk bersama selamanya."Ya, selamanya ya...?Karena memang 'selamanya' berarti 'selamanya'.Keinginan terbaik bagi Anda..Cerita samping Lovey lucu dan manis LoveyAkashi x Kuroko x AkashiAlam semesta Aternate, typo(s), OOC, Twin! Akashi, pelindung over! Akashi, Boys Love..Selamat ulang tahun, Akashi dan Kuroko!.~ Lantai ~Selamat ulang tahun, Akashi-kun!..Tak ada yang lebih khusus selain itu hari ulang tahun ~Bagi diangkat Kuroko Tetsuya, sesungguhnya perumpamaan itu tak terlalu berguna. Untuknya yang clasik diangkat bayang-bayang, hari ulang tahun tak berarti apapun. Tak peduli seloyang vanili kue atau sesuai permen manis yang sebenarnya selalu ia dapatkan di akhir bulan Januari, baginya tetap biasa saja. Selain itu kenyataan bahwa usiamu bertambah satu angka yang berarti semakin menua. Sesimpel itulah pola pikir Kuroko.Tapi bila ia tak menganggap penting hari ulang tahunnya di bulan Januari, maka lain kenyataan pada bulan Desember tanggal dua puluh.Seperti siang ini, otaknya tak berhenti berputar untuk menyiapkan sesuatu di tanggal khusus tersebut. Duduk di kursi paling pojok Maji Burger sambil memandang lurus ke jendela di efek samping. Kalau tak ada kerjaan lain, Kuroko akan menghitung berapa orang yang melintas di depan jendela. Sambil menyesap gelas ukuran reguler kedua milkshake faforitnya, Kuroko menggosok-gosok bawah hidungnya yang dingin. Ah, musim dingin sih, ya. Desember memang identik dengan salju."Jangan yang identik dengan natal. Bagaimanapun ulang tahun mereka ' kan tanggal dua puluh. " Otaknya kembali menerawang saat memandangi toko toko natal di sebrang jalan yang penuh pengunjung.Mereka yang dia maksud... Ah, pastilah 'mereka'."Maaf membuatmu menunggu lama, Tetsuya." Diangkat pemuda berambut merah muncul tepat di belakang Kuroko dan segera mengambil posisi di hadapan Tetsuya. Jika kau lihat matanya, maka akan tampak sesuatu yang unik. Sepasang maniknya memiliki heterokrom merah-emas yang indah. Seperti mata kucing, dan Kuroko menyukai manik-manik cemerlang itu.Kuroko tersenyum tipis. "Tak apa, Seishirou-kun."Ya, Akashi Seishirou-putera pertama dari si kembar dari keluarga Akashi. Sosok rupawan yang kini menarik perhatian seluruh pengunjung MajiBa."Ya," Satu alis Seishirou terangkat saat memperhatikan dua gelas milkshake di hadapan Kuroko, "berapa lama kau menunggu dana-dana menghabiskan dua gelas susu aneh itu, Tetsuya?""Hanya dua selai.""Ahh," Seishirou menghela nafas panjang. Biasanya, dia akan mengomel kalau terangkai Kuroko meminum lebih dari satu gelas milkshake dalam sehari — tidak sehat, katanya. Tapi karena ini salah satu kesalahannya yang datang terlambat dua jam dari waktu janjian jadi ia diam saja. "Maaf. Maaf. tidak, itu Sei. "Segera Kuroko menolehkan kepala ke arah pintu masuk dan terangkai satu sosok rupawan lain yang mencuri dangdutnya Rukan pengunjung toko. Kali ini karakter dingin dan sinisnya yang membuat semua gadis seolah terseret ke dalam pusaran auranya. Memperhatikan dana ia menghampiri kursi satunya adalah Kuroko dan Seishirou saat.Akashi Seijuurou-si bungsu dari kembar Akashi.Tak tersenyum. Tak Tagclient ekspresi santai atau merasa minutes Selain itu mimik tak suka karena terangkai dua gelas vanili milkshake di atas meja."Maaf terlambat. Tapi bukan berarti kau — ""Oke, Sei." Seishirou memotong kalimat Seijuurou, "bagaimanapun yang telat dua selai yang minutes. Bagaimana kalau kita lepaskan anak ini hari ini?" Seishirou terkekeh menggoda Kuroko yang s memasang wajah tertekuk sambil kembali menyesap minumannya.Melembut wajah Seijuurou. Senyum tipis s terpasang dan ditepuknya puncak kepala biru Kuroko Tetsuya. Perlahan, ia menunduk untuk menyamakan tinggi badannya dengan sisi kepala Kuroko lalu membisikkan satu kalimat yang sukses membuat wajah Kuroko merona dan reflek melayangkan menyalakan lulus andalan semasa sekolah ke wajah Akashi Seijuurou. Namun meleset karena Seijuurou dengan gesitnya mengelak dari serangan Kuroko.Gelak tawa pecah dari Seishirou. "Hei, apa yang kau katakan dana Tetsuya merespon mengerikan begitu, Sei?"Akashi Seijuurou mengerling nakal ke arah sang Kakak. "Kau memahamiku lebih dari Tetsuya, Kak. Aku hanya bilang — ""Jika dilanjutkan maka aku akan sangat marah kepada Akashi-kun!" Kuroko membuka suara sambil menarik tangan Seijuurou agar segera duduk di sampingnya. Meski wajahnya datar, si kembar jelas tahu tersimpan ekspresi marah disana. Salah satu karakter yang paling disuka si kembar.Seijuurou tertawa pelan sambil mengacak rambut Kuroko.Tak mau bicara karena melancarkan aksi merajuk, Kuroko kembali menyesap banyak-banyak vanili milkshakenya dan membiarkan si kembar tenggelam dalam obrolan mereka sendiri tanpa mengubris aksi ngambek Kuroko mereka.Yang Seijuurou bisikkan; "Aku tak akan marah kalau Tetsuya mau menemaniku malam ini. Bagaimana?"Semburat merah semakin mengisi wajah putih pucat Kuroko.Dasar Akashi! Sejak Kuroko mengakhiri hubungan pribadnya dengan Seijuurou setengah tahun lalu, kini Kuroko adalah milik Akashi berdua. Dan kedua Akashi adalah miliknya diangkat.Hubungan yang memang terdengar gila. Tapi Kuroko dan Akashi sama-sama memilih jalan ini bersama-sama. Demi janji ambigu di masa kecil yang agar selalu bisa dijalani bersama-sama. Takdir yang salah pun, rasanya tak apa-apa. Asalkan bisa terus bersama selamanya.Iya, tak apa-apa...Tak apa... ' kan?~ OoOoOoO ~Kira-kira kado apa yang cocok untuk pemuda seperti si kembar?Sejak kecil, Kuroko selalu merasa kebingungan setiap kali memilih kado. Di hari ulang tahun kesepuluh, Kuroko menyisihkan uang saku dan membelikan masing-masing mereka gantungan tas kecil berbentuk bola basket. Di hari ulang tahun ke dua belas, Kuroko memberikan sepasang notes warna hitam. Di ulang tahun lima belas, Kuroko membelikan sepasang syal warna merah dengan tambahan rajutan yang bertuliskan inisial si kembar. Lalu tahun lalu ia memberikan tiket makan malam bertiga di apartemen mereka dengan semua menu buatan Kuroko. Makanan faforit si kembar tentu saja.Kedua Akashi sesungguhnya sudah memiliki semuanya. Harta, kepintaran dan jabatan. Semua sudah mereka dapatkan sedari muda. Karenanya Kuroko selalu bingung ketika membelikan mereka hadiah. Selera mereka pun sama tingginya. Meski Akashi selalu mengatakan apapun yang Kuroko berikan akan menjadi kado yang terindah, tetap saja Kuroko akan merasa malu jika kado yang dipilih ternyata tak sesuai dengan karakter Akashi."Apa ya...?" Bahkan ketika bekerja pun ia selalu memikirkannya."Kudengar dia pacaran dengan saudara sepupunya, lho."Kuroko bukan orang yang suka menguping. Tapi sepasang anak sekolah kini berdiri tepat di samping rak yang tengah Kuroko rapikan. Keberadaan Kuroko yang jarang terdeteksi oleh orang disekitar masih tetap sama, jadi tak heran kalau sesekali Kuroko tak sengaja mendengar pembicaraan mereka."Orang tua yang laki-laki marah besar—katanya. Bagaimanapun mereka saudara dan tak boleh berhubungan 'kan. Mereka pasti dipaksa putus. Hubungan cinta terlarang benar-benar menyedihkan..."Gerakan Kuroko yang tengah menyusun tumpukan buku baru langsung terhenti.Cinta terlarang? Tidakkah itu sama dengan kasusnya dan si kembar. Bahkan yang lebih mengerikan ialah cinta terlarang yang ia rajut bukan hanya dengan satu orang, melainkan sepasang anak kembar sekaligus. Kuroko kadang membayangkan bagaimana respon orang lain jika mengetahui rahasia kotor ini. Mereka pasti akan memandang jijik Kuroko bahkan mengklaimnya serakah dan keterlaluan karena menyeret dua orang sehebat Akashi ke dalam lubang hitam yang sama dengannya.Apakah hubungan ini bisa bertahan?"Ah, Kuroko-kun!"Pikiran Kuroko terpecah saat ada yang memanggilnya."Ya, Ritsuki-san?""Sudah waktunya jam kerjamu berakhir." Gadis berambut panjang itu tersenyum kecil. "Dan di luar sudah ada orang yang datang menjemputmu, lho. Hari ini si manik merah."...Akashi Seijuurou.Kentara jelas sumringah di air muka Kuroko. "Terima kasih, Ritsuki-san. Aku pulang duluan."Kuroko tak suka membuat Akashi menunggu karena dia memang membencinya. Buru-buru Kuroko berganti pakaian, memakai mantel dan berjalan cepat keluar toko buku tempatnya bekerja. Hanya saja tepat saat satu kaki melewati pintu, langkahnya segera terhenti. Ada pemandangan tak biasa disini."Seijuurou...-kun?""Hei," Seijuurou tersenyum sambil melambai ke arah Kuroko, "aku baru saja mendapatkannya dari seorang pegawai di kantor cabang Akashi, lho. Mau coba naik?" Ini mungkin pertama kalinya Kuroko melihat seorang Akashi mengendarai sepeda.Sepeda!Kuroko tertawa geli."Heh, Tetsuya? Ada apa denganmu? Apa aneh?""Seijuurou-kun benar-benar senang melakukan sesuatu diluar prediksiku." Kuroko mendekati Seijuurou dan sepeda hitam barunya. Tanpa memberi aba-aba, pemuda itu naik dan berdiri di belakang Seijuurou. Sambil memegang erat pundak tegap Seijuurou. "Kuharap kita tidak jatuh terperosok. Aku bahkan tak tahu kalau Seijuurou-kun bisa mengendarai sepeda.""Kau meremehkanku?" Seijuurou pun mulai mengayuh sepedanya.Benda besi hitam dengan dua roda besar di depan dan belakang itu langsung melaju santai di sisi jalan khusus sepeda. Menerpa hembusan angin di musim dingin. Beruntung jalanan tidak bersalju jadi mereka tak perlu takut tergelincir jalanan yang licin. Obrolan sederhana yang menjadi musik pengantar perjalanan mereka.Kuroko memang jatuh cinta kepada sepasang anak kembar itu. Ia sudah terlalu jauh terseret hingga tak tahu bagaimana caranya untuk kembali pulang ke dunia awalnya."Ah, Sei-kun." Kuroko mengeratkan cengkramannya di pundak Akashi. "Untuk ulang tahun kalian berdua nanti...apa yang kalian inginkan dariku?"Seijuurou tersenyum sambil memutar kemudi ke sisi kanan jalan dan memasuki wilayah perumahan dimana apartemen mereka berada. "Apa, ya..." Suaranya menghilang terbawa angin. "Apapun. Kurasa apapun yang Tetsuya berikan adalah apa yang kami inginkan. Tak peduli berapa besarnya yang Tetsuya berikan, semua itu akan menjadi harta paling berharga bagi ka
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: