With respect to examining the effec

With respect to examining the effect of R&D intensity on firm value we use stock returns to
measure firm value. The advantage of using stock returns, vis-à-vis using profits or
productivity as in Jaffe (1986) and Belenzon and Berkovitz (2010), is that it captures change
in the market value of the firm instantly. As such, using stock returns minimises noise in the
estimates. Endogeneity is an issue when attempting to establish a causal relationship between
R&D intensity and firm value (Harris and Li, 2008; Ito and Lechevalier, 2010). In contrast to
existing studies, which largely focus on export outcomes using instruments from inside of the
system estimation, we employ two-stage least squares (2SLS) estimation, focusing on firm
value after carefully identifying the instruments in the first stage estimation.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sehubungan dengan meneliti efek intensitas R & D pada nilai perusahaan kami menggunakan saham kembali kemengukur nilai perusahaan. Keuntungan menggunakan saham kembali, vis-à-vis menggunakan keuntungan atauproduktivitas seperti dalam Jaffe (1986) dan Belenzon dan Berkovitz (2010), adalah bahwa itu menangkap perubahannilai pasar perusahaan langsung. Dengan demikian, menggunakan pengembalian saham meminimalkan kebisingan diperkiraan. Endogeneity merupakan masalah ketika mencoba untuk membangun hubungan kausal antaraIntensitas R & D dan perusahaan nilai (Harris dan Li, 2008; Ito dan Lechevalier, 2010). Sebaliknyastudi yang ada, yang sebagian besar berfokus pada ekspor hasil menggunakan instrumen dari dalamEstimasi sistem, kami mempekerjakan estimasi dua-tahap kuadrat (2SLS), berfokus pada perusahaannilai setelah hati-hati mengidentifikasi instrumen dalam perkiraan tahap pertama.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sehubungan dengan memeriksa efek dari intensitas R & D terhadap nilai perusahaan kami menggunakan saham kembali ke
mengukur nilai perusahaan. Keuntungan menggunakan pengembalian saham, vis-à-vis menggunakan keuntungan atau
produktivitas seperti pada Jaffe (1986) dan Belenzon dan Berkovitz (2010), adalah bahwa hal itu menangkap perubahan
dalam nilai pasar perusahaan langsung. Dengan demikian, menggunakan return saham meminimalkan kebisingan di
estimasi. Endogeneity adalah masalah ketika mencoba untuk membangun hubungan sebab akibat antara
intensitas R & D dan nilai perusahaan (Harris dan Li, 2008; Ito dan Lechevalier, 2010). Berbeda dengan
studi yang ada, yang sebagian besar fokus pada hasil ekspor menggunakan instrumen dari dalam dari
sistem estimasi, kami mempekerjakan dua tahap kuadrat (2SLS) estimasi, dengan fokus pada perusahaan
nilai setelah hati-hati mengidentifikasi instrumen dalam estimasi tahap pertama.