DAMPAK MANAJEMEN TEKNOLOGI PENERAPAN TANAMAN TERPADU (PTT) SAWAH DI pemberdayaan BERAS PETANI PRIMA TANI PROGRAM TAMPIL DI SUMATERA BARAT RINGKASAN inovasi teknologi pertanian yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas, sehingga dapat memacu pertumbuhan tidak hanya produksi, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing. Pemahaman tentang inovasi teknologi melalui proses mental tahap individu petani untuk mengambil keputusan untuk mengadopsi itu. kemajuan besar telah dicapai dalam pembangunan pertanian pedesaan di Indonesia dan secara fisik dapat diubah dari waktu ke waktu. Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai kemunduran, terutama yang berkaitan dengan adopsi inovasi teknologi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan, di samping program pembangunan pertanian telah sangat terpusat dan cenderung top-down, rendah kemandirian masyarakat dan potensi yang ada pada akhirnya tidak ada berkembang. Pemberdayaan masyarakat petani melalui diseminasi hasil penelitian dan pengkajian serta kecepatan adopsi teknologi merupakan faktor yang menentukan dalam mendukung laju pembangunan pertanian. Berbagai penyebab rendahnya tingkat adopsi inovasi teknologi oleh masyarakat pertanian, baik dari dalam maupun dari luar petani sendiri diri petani. Berdasarkan fakta bahwa perlambatan kecepatan adopsi inovasi teknologi, terutama karena ketidakefektifan segmen subsistem dari rantai pasokan, maka Badan Litbang Pertanian meluncurkan Pioneer Program Inovasi Pertanian Percepatan dan koreksi (Prima Tani) yang diluncurkan sejak tahun 2005. Prima Tani adalah program Badan Litbang Pertanian untuk mempercepat pengiriman dan pengembangan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan untuk pengguna, terutama di masyarakat petani pedesaan. Diseminasi diperluas dengan menerapkan pengembangan pilot dan sistem agribisnis berbasis teknologi inovatif dan penyediaan teknologi dasar terdesentralisasi sebagai inisiatif untuk merintis teknologi pemasyarakatan yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa komoditas sektor pertanian. Untuk sektor pertanian komoditas tanaman pangan sub-sektor dengan beras komoditas strategis dengan adopsi inovasi teknologi dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Program Prima Tani telah dilaksanakan di Sumatera Barat sejak tahun 2005-2007 di dua lokasi, di sepuluh lokasi pada tahun 2007-2008 dan tahun 2007-2009 hanya pada enam lokasi. Penerapan inovasi teknologi pertanian difokuskan pada komoditas yang dipilih, yaitu komoditas daerah yang dominan padi. Program ini telah berakhir dan telah dilakukan serah terima kepada pemerintah daerah. Berbagai pemberdayaan masyarakat telah dilakukan di daerah ini yang menyebabkan orang untuk menjadi mandiri meliputi kemandirian berpikir, tindakan, dan mengontrol apa yang mereka lakukan. Target adalah pemberdayaan pemerintah daerah dan instansi terkait serta masyarakat petani seluruh di wilayah Prima Tani lokasi. Hasil akhir dari kegiatan pembangunan melalui penyebaran teknologi tingkat penerapan teknologi yang telah disebarluaskan kepada petani . Di pos-pelaksanaan program Prima Tani dapat dilihat tingkat adopsi kondisi teknologi komoditas padi adalah tingkat kondisi penerapan teknologi oleh petani dengan paket teknologi direkomendasikan atau teknologi direkomendasikan. tingkat Diketahuinya adopsi teknologi, tingkat adopsi komponen teknologi masih lemah dan umpan balik dapat menjadi prioritas utama jika tingkat pengembangan dan adopsi teknologi ditingkatkan, dampak pada hasil pertanian dan menyebabkan peningkatan pemberdayaan masyarakat petani. Berdasarkan uraian di atas masalah, pertanyaan mendasar muncul adalah apakah penerapan inovasi teknologi terus diperkenalkan dengan mengukur tingkat petani adopsi teknologi, tingkat pemberdayaan petani dan dampak tingkat adopsi teknologi petani dengan tingkat pemberdayaan petani melaksanakan program Prima Tani di Sumatera Barat, studi ini bertujuan untuk menilai tingkat adopsi inovasi teknologi sawah PTT, menilai pengaruh faktor individu dan lingkungan petani, mengetahui tingkat pemberdayaan petani PTT padi serta menilai dampak dari tingkat adopsi teknologi PTT padi untuk pemberdayaan petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif di situs tiga penelitian yang membawa padi PTT inovasi teknologi yang Nagari Nan Panjang lareh, Kecamatan VII Koto Sungai Sarik, Kabupaten Padang Pariaman, Nagari Koto Baru Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima puluh Negara dan di Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Total jumlah responden petani yang 308 orang. Untuk menentukan tingkat adopsi teknologi PTT Padi tertimbang menggunakan model rekayasa. Pada setiap kegiatan penerapan teknologi yang digunakan penentu berdasarkan Berat maksimum (Impact Point). Untuk mengetahui tingkat pemberdayaan petani (kemandirian intelektual, material, manajemen) dengan menggunakan skala Likert. Tingkat klasifikasi cara adopsi teknologi dan pemberdayaan dibagi menjadi 3 kategori (kelas), rendah, sedang dan tinggi. Hasil akhir pendataan membentuk gambaran lengkap dari isu-isu yang disajikan dalam bentuk tabel data dan variabel dianalisis secara kuantitatif, analisis kuantitatif dengan menggunakan alat uji regresi bereganda. Tingkat adopsi teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) tingkat aplikasi padi beras padi PTT komponen teknologi yang menekankan pengelolaan tanaman, tanah, air, dan hama secara terpadu. Pengelolaan Tanaman Terpadu atau padi PTT bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dalam hal hasil dan kualitas melalui penerapan teknologi yang tepat dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) serta melindungi lingkungan. Hasil penelitian pada tingkat adopsi teknologi PTT padi petani padi pelaksana dieksekusi Program Prima Tani di tiga lokasi di Sumatera Barat termasuk komponen teknologi penanganann benih padi, komponen teknologi persemaian yang baik, teknologi komponen dan tata berarti menanam benih padi, seimbang komponen teknologi pemupukan, intermiten komponen teknologi irigasi, teknologi komponen tanaman perlindungan dan teknologi pencegahan hama dan penyakit komponen panen yang baik dan pasca panen. Distribusi tingkat adopsi PTT total petani padi melaksanakan program Prima Tani di Sumatera Barat dapat dilihat di pintu masuk ke kategori sedang, hal itu menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi PTT padi masih belum optimal prestasi oleh petani, petani masih belum yakin dan belum menyadari teknologi keuntungan padi sawah PTT sehingga komponen tidak sepenuhnya diterapkan teknologi dan masih ada petani yang kembali menerapkan teknologi bahwa mereka dikendalikan sebelumnya. Tingkat pencapaian adopsi teknologi PTT padi memperoleh prestasi keseluruhan tingkat adopsi adopsi teknologi PTT padi menunjukkan tingkat dalam kategori sedang, berlaku di hampir semua komponen teknologi kecuali PTT padi dalam komponen teknologi serta panen dan komponen teknologi pasca panen termasuk penggunaan benih pada kategori tinggi, Tapi rata-rata, total distribusi PTT teknologi tingkat adopsi padi dalam kategori sedang. Dalam setiap komponen teknologi bervariasi tingkat aplikasi di hampir semua prestasi sejumlah komponen teknologi. Komponen yang paling tinggi dari pencapaian tingkat total adopsi adalah komponen panen dan pasca panen teknologi Pencapaian komponen indikator panen dan teknologi pasca panen di semua indikator teknologi dalam kategori sedang, kecuali indikator waktu pengeringan, cara pengeringan dan penyimpanan gabah yang masuk kategori tinggi. Komponen panen dan pasca panen tingkat adopsi teknologi secara total lebih tinggi dari komponen lain karena teknologi ini biasanya dilakukan oleh petani dan proses mudah dan tidak rumit, namun penerapannya masih perlu perbaikan karena masih relatif jauh dari yang dianjurkan teknologi, sehingga kehilangan hasil setelah panen akan berkurang dan kualitas gandum dapat ditingkatkan, disertai dengan harga yang baik. Komponen kedua dari pencapaian teknologi total tingkat adopsi komponen teknologi benih padi dalam kategori komponen teknologi tinggi terdiri dari indikator varietas padi dan penggunaan benih padi berkualitas. Komponen teknologi petani diharapkan untuk mengantisipasi hama dan penyakit dan untuk meningkatkan produksi padi. Penggunaan varietas benih berkualitas dan sangat berpengaruh langsung panen sehingga petani sangat respon terhadap rasa asli ini beras sesuai dengan selera pasar dan nilai ekonomi yang tinggi. Kemudian komponen teknologi yang peringkat ketiga dalam jumlah tingkat adopsi adalah persemaian benih padi ke dalam kategori sedang, dimana petani mengadopsi teknologi ini belum sepenuhnya sehingga tingkat rendah kualitas benih yang akan ditanam, pengobatan yang tidak tepat secara teknis akan mempengaruhi tingkat resistensi dari benih yang baik dari hama dan Penyakit ini juga pada tingkat hilangnya benih setelah tanam, sehingga dapat mengurangi biji waktu penyisipan telah ditanam. teknologi Komponen dan prosedur penanaman berarti tingkat total adopsi masih kategori sedang, ditengarai cara dan prosedur penanaman teknologi hal baru bagi petani, petani biasanya melakukan penanaman padi cangkok, setelah legowo beras direkomendasikan tanam yang membutuhkan keterampilan dan pemahaman tentang keuntungan dari sistem tanam legowo ini. Selain itu, jumlah benih padi per lubang ditanam terlalu bekurang yang ar
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
