With less physically active lifesty

With less physically active lifestyles, there has been a rise of so-called ‘obesogenic environments’ (Catford, 2003) over the course of several decades. Cultural and economic changes have resulted in an environment that facili- tates obesity by normalizing sedentary lifestyles. These changes range from a rise in the number of less physically active occupations, the growth of labour- saving devices, increased use of cars, television and computers through to increases in ‘low intensity leisure activities’ (Dollman et al., 2005: 892), such as watching television and reading, to changing patterns of family eating and an increase in snacking.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dengan kurang gaya hidup aktif secara fisik, telah terjadi peningkatan disebut ' obesogenic lingkungan (Catford, 2003) selama beberapa dekade. Perubahan budaya dan ekonomi telah menghasilkan suatu lingkungan yang obesitas memfasili-agar mudah untuk dibawa oleh normalisasi gaya hidup menetap. Perubahan ini berkisar dari peningkatan jumlah kurang aktif secara fisik pekerjaan, pertumbuhan tenaga kerja-menyimpan perangkat, peningkatan penggunaan mobil, televisi dan komputer melalui meningkatkan 'kegiatan rekreasi intensitas rendah' (Dollman et al., 2005:892), seperti menonton televisi dan membaca, untuk mengubah pola makan keluarga dan peningkatan ngemil.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan gaya hidup kurang aktif secara fisik, telah terjadi kenaikan yang disebut 'lingkungan obesogenic' (Catford, 2003) selama beberapa dekade. Perubahan budaya dan ekonomi telah mengakibatkan lingkungan yang fasilitator tates obesitas dengan menormalkan gaya hidup menetap. Perubahan ini berkisar dari kenaikan jumlah pekerjaan kurang aktif secara fisik, pertumbuhan perangkat hemat karya, peningkatan penggunaan mobil, televisi dan komputer melalui peningkatan kegiatan rekreasi intensitas rendah '(Dollman et al, 2005:. 892 ), seperti menonton televisi dan membaca, untuk mengubah pola makan keluarga dan peningkatan ngemil.