Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Tentara yang memanggil di desa Pengawas bebas-didanai pegawainya (Babinsa) untuk bersikap proaktif dalam mencegah pertumbuhan pengaruh dari gerakan Islam negara (IS), bekerjasama dengan sesama warga, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo kata di Semarang, Jawa Tengah, pada hari Senin."Yang paling penting adalah membuat adalah musuh bersama," katanya saat mengunjungi sesi back-to-dasar pelatihan di Komando militer IV Diponegoro."Peran Angkatan Darat adalah melalui Babinsa yang harus bekerja sama dengan polisi setempat dan kepala unit masyarakat [RW] dan lingkungan unit [RT] dalam pemantauan lingkungannya."Gatot mengatakan kepada para prajurit bahwa Babinsa harus bekerjasama dengan polisi keamanan dan ketertiban umum bebas-didanai petugas (Babinkamtibmas) untuk memberdayakan para warga desa."Sebagai contoh, kita harus reenforce peraturan yang tamu harus melaporkan kepada pihak berwenang apabila menginap selama minimal 24 jam di lingkungan," katanya.Dia mengatakan itu adalah sebuah fakta bahwa banyak warga tidak tahu lingkungan sosial mereka."Penduduk sebagian besar tidak tahu bahwa tetangga mereka tersangka teroris yang diduga sampai polisi Densus 88 [unit anti-terorisme] serangan rumah di lingkungan," katanya."Oleh karena itu, Babinsa harus lebih aktif dalam berbaur dalam lingkungan. Dia bisa ngobrol dengan warga, sopir ojek [ojek] dan petani."Babinsa juga bisa bertanya warga untuk berkas laporan dengan pihak berwenang jika mereka merasa sesuatu yang mencurigakan yang terjadi."Sebagai contoh, jika ada orang mengundang warga untuk mengambil bagian dalam ziarah gratis umrah [kecil haj], Babinsa harus waspada," ujar Gatot."Melakukan umrah tidak murah sebagai biaya antara Rp 15 juta dan Rp 20 juta."Gatot mengatakan akan diterima jika undangan datang dari seorang filantropis tapi tidak sebaliknya
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
