The aim of this report is to assemb

The aim of this report is to assemble and synthesize the available information, focusing on SOC stocks, under no-tillage (NT) systems as a management practice that potentially contributes to the enhancement of soil quality management in Brazil. Just as the conversion of undisturbed land to annual cropping under conventional tillage (CT) system can disturb established equilibrium and decrease SOC content,adoption of sustainable management practices (e.g., NT system, forages and legumes in rotation, use of fertilizer and manures) can shift the equilibrium SOC content upward by eliminating or minimizing the degrading processes.
The growing concern of agricultural sustainability expressed during the last two decades of the twentieth century is being carried into the twenty-first century because of the limited arable land resources, rapidly increasing world population especially in developing countries of the tropics and subtropics, conversion of agricultural land to other uses, and persistence of hunger and malnutrition in several regions of the world (Lal et al., 1998).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tujuan dari laporan ini adalah untuk merakit dan mensintesis informasi yang tersedia, dengan fokus pada saham SOC, di bawah tanpa olah tanah (NT) sistem sebagai praktek manajemen yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan manajemen kualitas tanah di Brasil. Sama seperti konversi lahan terganggu untuk tanam tahunan di bawah tanah yg dikerjakan konvensional (CT) sistem dapat mengganggu keseimbangan didirikan dan menurunkan kadar SOC, penerapan praktek-praktek pengelolaan yang berkelanjutan (misalnya, sistem NT, pakan dan kacang-kacangan dalam rotasi, penggunaan pupuk dan pupuk) bisa menggeser konten keseimbangan SOC ke atas dengan menghilangkan atau meminimalkan proses merendahkan.
The kekhawatiran keberlanjutan pertanian diungkapkan selama dua dekade terakhir abad kedua puluh sedang dibawa ke abad kedua puluh satu karena keterbatasan sumber daya subur tanah, meningkat pesat dunia populasi khususnya di negara-negara berkembang dari daerah tropis dan subtropis, konversi lahan pertanian ke penggunaan lain, dan ketekunan kelaparan dan kekurangan gizi di beberapa wilayah di dunia (Lal et al., 1998).