Clasification of the polymorphic fo

Clasification of the polymorphic forms of fats  , ’, and , in increasing order of stability.
The  form is the least stable polymorph with the lowest melting point and latent heat of fusion.
The  form is the most stable, with the highest melting point and latent heat.
Each polymorphic form has distinct short spacings (the distances between parallel acyl groups on the TAG) that are used to distinguish the polymorphic forms based on their X-ray diffraction patterns.
Each polymorph has a different crystallographic unit cell.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Enis bentuk polimorfik lemak  , ', dan , meningkatkan urutan stabilitas. Bentuk  adalah polimorf paling tidak stabil dengan titik leleh terendah dan panas laten fusi. Bentuk  adalah yang paling stabil, dengan titik leleh tertinggi dan panas laten. Setiap bentuk polimorfik memiliki berbeda pendek spacings (jarak antara kelompok-kelompok Asil sejajar pada TAG) yang digunakan untuk membedakan bentuk polimorfik berdasarkan pola Difraksi sinar x mereka. Polimorf masing-masing memiliki sel unit crystallographic yang berbeda.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Klasifikasi bentuk polimorfik lemak  , , dan , dalam rangka meningkatkan stabilitas.
Bentuk  adalah polimorf stabil setidaknya dengan titik lebur terendah dan panas laten fusi.
Bentuk  adalah yang paling stabil, dengan titik lebur tertinggi dan panas laten.
Setiap bentuk polimorfik memiliki jarak pendek yang berbeda (jarak antara kelompok asil paralel di TAG) yang digunakan untuk membedakan bentuk polimorfik berdasarkan pola difraksi sinar-X mereka.
Setiap polimorf memiliki unit kristalografi yang berbeda sel.