Another limitation of this study ha

Another limitation of this study had to do with the measurement of CWB. As an improvement upon prior work on CWB measurement, we established a reflective-formative HCM of CWB and examined this measurement model and the hypothesized relationships simultaneously. However, there were alternative measurement models of CWB. To check the robustness of the test results for Hypothesis 1, we ran PLS-SEM with different measurement models of CWB, all other things being equal. Specifically, we examined three alternative measurement models of CWB: (1) a first-order formative model; (2) a formative–formative HCM with the LOCs from CWB-O and CWB-P as its LOCs and the manifest indicators as the formative indicators of these LOCs; and(3)areflective-formativeHCMwithCWB-OandCWBP as its LOCs and the latent variable scores for CWB-O and CWB-P in their respective models as their reflective indicators. The results showed that Hypothesis 1 held across these measurement models of CWB. Hypotheses 2 and 3 were also retested with alternative CWB-O and CWB-P measurement models, all other things being equal. Specifically, CWB-O and CWB-P were measured with two types of alternative models: (1) firstorder formative models; and (2) formative–formative HCMs with their respective dimensions as the LOCs and the manifest indicators as the formative indicators of the LOCs. The results rejected Hypothesis 2 but supported Hypothesis 3, consistent with what we had found

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Keterbatasan lain dari studi ini ada hubungannya dengan pengukuran CWB. Sebagai perbaikan pada pekerjaan sebelumnya pada pengukuran CWB, kami mendirikan HCM dari CWB-formatif dan memeriksa model pengukuran ini dan hubungan hipotesis secara bersamaan. Namun, ada model pengukuran alternatif CWB. Untuk memeriksa kekokohan hasil tes untuk hipotesis 1, kami berlari PLS-SEM dengan model pengukuran yang berbeda dari CWB, Semua hal lain yang sama. Secara khusus, kami memeriksa tiga model pengukuran alternatif CWB: (1) model formatif urutan pertama; (2) sebuah formatif-HCM formatif dengan LOCs dari CWB-O dan CWB-P sebagai LOCs dan indikator manifes sebagai indikator formatif LOCs ini; dan (3) areflective-formativeHCMwithCWB-OandCWBP sebagai LOCs dan variabel laten Skor untuk CWB-O dan CWB-P dalam model masing-masing sebagai indikator reflektif mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis 1 diadakan di model pengukuran CWB. Hipotesis 2 dan 3 juga diuji ulang dengan model pengukuran CWB-O dan CWB-P alternatif, Semua hal lainnya menjadi sama. Secara khusus, CWB-O dan CWB-P diukur dengan dua jenis model alternatif: (1) model formatif firstorder; dan (2) HCMs formatif-formatif dengan dimensi masing-masing sebagai LOCs dan indikator manifest sebagai indikator formatif dari LOCs. Hasilnya menolak hipotesis 2 tetapi mendukung hipotesis 3, konsisten dengan apa yang telah kita temukan