that rule) is to be expressed perio

that rule) is to be expressed periodically through elections, and opinion, in turn, can best be cultivated by a free and vigorous press. Can we infer from this ideal, then, that the goal of the news media (or journalism in general) is to keep the electorate informed? If we still believe in the ideals of journal-ism, we must accept this as the primary goal. After all, doesn’t the First

Amendment guarantee the right to a free press? Although not explicitly stated in that amendment, the obligation of the media is generally under-stood to be as stated above: providing, first, information we need to fulfill our roles as citizens.

As we’ve come to expect, however, there is more than one goal involved here. The news media also give us what we want, which typically leads to a sort of dynamic tension between the two extremes. It is a given that in or-der to provide us with what we need, the media also often have to provide us with what we want. In the early part of the 20th century, philosopher John Dewey envisioned a press that would combine insider information and popular appeal. He knew that giving us only what we needed would prove a useless endeavor. Striking that balance between the “medicine” and the “spoonful of sugar” needed to get it down may be modern journal-ism’s greatest test. In the words of communications scholar Richard Johannesen: “The search is for an appropriate point between two undesir-able extremes—the extreme of saying only what the audience desires and will approve and the extreme of complete lack of concern for and under-standing of the audience.”8
Clearly, then, the goal of the news media is to bring the public informa-tion that both informs and interests them. Let’s leave it at that for the time being and move on to two other, vastly different, forms of media: advertis-ing and public relations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aturan itu) adalah untuk diekspresikan secara berkala melalui pemilihan umum, dan pendapat, pada gilirannya, dapat terbaik dibudidayakan oleh pers yang bebas dan kuat. Dapat kita simpulkan dari ideal ini, maka, bahwa tujuan dari media berita (atau jurnalisme pada umumnya) adalah untuk tetap pemilih diberitahu? Jika kita masih percaya pada cita-cita jurnal-isme, kita harus menerima ini sebagai tujuan utama. Setelah semua, tidak Pertama Amandemen menjamin hak pers bebas? Meskipun tidak secara eksplisit dinyatakan dalam amandemen itu, kewajiban media umumnya di bawah-berdiri untuk menjadi seperti yang dinyatakan di atas. Menyediakan, pertama, informasi yang kita butuhkan untuk memenuhi peran kita sebagai warga negara Seperti yang kita telah datang ke harapkan, bagaimanapun, ada lebih dari satu gol yang terlibat di sini. Media berita juga memberikan apa yang kita inginkan, yang biasanya mengarah ke semacam ketegangan dinamis antara dua ekstrem. Hal ini mengingat bahwa di atau-der untuk menyediakan kami dengan apa yang kita butuhkan, media juga sering harus memberikan kami dengan apa yang kita inginkan. Pada bagian awal abad ke-20, filsuf John Dewey membayangkan sebuah pers yang akan menggabungkan informasi insider dan daya tarik populer. Dia tahu bahwa memberikan kita hanya apa yang kita butuhkan akan membuktikan usaha sia-sia. Mencolok keseimbangan antara "obat" dan "sesendok gula" yang diperlukan untuk mendapatkannya turun mungkin tes terbesar yang modern jurnal-isme itu. Dalam kata-kata komunikasi sarjana Richard Johannesen: "Pencarian ini untuk jalur yang tepat antara dua undesir-mampu ekstrem-ekstrem hanya mengatakan apa keinginan penonton dan akan menyetujui dan ekstrim lengkap kurangnya kepedulian dan di bawah-berdiri penonton. "8 Jelas, kemudian, tujuan dari media berita adalah untuk membawa masyarakat informa-tion yang baik menginformasikan dan minat mereka. Mari kita berhenti di situ untuk sementara waktu dan beralih ke dua lainnya, yang sangat berbeda, bentuk media: jasa iklan-ing dan hubungan masyarakat.