The King James Bible is named after

The King James Bible is named after King James I of England, who lived from June 19, 1566 to March 27, 1625.
The Established Church was divided during this era. In 1603, King James called a conference in the Hampton Court in attempt to resolve issues. As a result, a new translation and compilation of approved books of the Bible was commissioned to resolve issues with translations then being used. For example, the Geneva Version contained controversial marginal notes that proclaimed the Pope as an anti-Christ. The leaders of the church desired a Bible for the people, with scriptural references only for word clarification or cross-references.
King James approved 54 scholars to work on the translation, and 47 worked in six groups at three locations for seven years, comparing to previous English translations (such as the Geneva Bible) and texts in the original languages. The new translation was published in 1611 and called the Authorized Version, because it was authorized to be read in the churches. It later became known as the King James Version.
The King James translation had a significant influence on the English language and was widely accepted as the standard English Bible. Because of the project being overseen by King James and the care and precise attention to detail during this seven-year translation, the King James Bible was considered one of the most accurate translations in existance.
As the English language evolved, the grammar and wording was updated in 1769 to be more easily read for that time. This is the translation used on this website.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

King James Bible dinamai Raja James I dari Inggris, yang hidup dari 19 Juni 1566 sampai 27 Maret 1625.
Gereja yang Didirikan dibagi selama era ini. Pada 1603, Raja James mengadakan konferensi di Hampton Court dalam upaya untuk menyelesaikan masalah. Akibatnya, terjemahan baru dan penyusunan buku disetujui Alkitab ditugaskan untuk menyelesaikan masalah dengan terjemahan kemudian digunakan. Sebagai contoh, Versi Jenewa terkandung catatan pinggir kontroversial yang dicanangkan Paus sebagai anti-Kristus. Para pemimpin gereja yang diinginkan Alkitab bagi orang-orang, dengan referensi kitab suci hanya untuk kata klarifikasi atau referensi silang.
Raja James disetujui 54 sarjana untuk bekerja pada terjemahan, dan 47 bekerja di enam kelompok di tiga lokasi selama tujuh tahun, dibandingkan dengan terjemahan sebelumnya English (seperti Geneva Bible) dan teks dalam bahasa aslinya. Terjemahan baru diterbitkan pada tahun 1611 dan disebut Authorized Version, karena itu wewenang untuk dibaca di gereja-gereja. Ini kemudian dikenal sebagai Raja James Version.
The terjemahan King James memiliki pengaruh yang signifikan pada bahasa Inggris dan secara luas diterima sebagai standar bahasa Inggris Alkitab. Karena proyek yang diawasi oleh Raja James dan perawatan dan perhatian yang tepat terhadap detail selama terjemahan tujuh tahun ini, King James Bible dianggap salah satu terjemahan yang paling akurat dalam keberadaan.
Sebagai bahasa Inggris berkembang, tata bahasa dan kata-kata itu diperbarui pada tahun 1769 agar lebih mudah dibaca untuk waktu itu. Ini adalah terjemahan yang digunakan pada website ini.