T.J., a 28-year-old, thin white wom

T.J., a 28-year-old, thin white woman, is worried about developing osteoporosis. Her 75-year-old maternal grandmother has
osteoporosis and recently her postmenopausal mother (age 53)
was told that she was at increased risk for osteoporosis. T.J. is
5 ft 2 in, weighs 108 lbs, and is in good health. She jogs and occasionally does aerobic exercise. Her diet typically consists of cereal
for breakfast, a sandwich for lunch, and meat with vegetables for
dinner. Her only milk consumption consists of 1 cup of skim milk
on her cereal. She occasionally has a dairy product for lunch or

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

T.J., 28 tahun, wanita kulit putih tipis, khawatir tentang mengembangkan osteoporosis. Neneknya 75 tahun telahosteoporosis dan baru saja ibunya pascamenopause (umur 53)diberitahu bahwa dia adalah pada peningkatan risiko untuk osteoporosis. T.J. adalah5 ft 2, beratnya £ 108, dan dalam kesehatan yang baik. Dia JOG dan kadang-kadang melakukan latihan aerobik. Diet biasanya terdiri dari serealuntuk sarapan, sandwich untuk makan siang, dan daging dengan sayuran untukmakan malam. Konsumsi susu nya hanya terdiri dari 1 cangkir susu skimsereal. Dia kadang-kadang memiliki produk susu untuk makan siang atau

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

TJ, seorang wanita putih tipis 28 tahun, khawatir tentang mengembangkan osteoporosis. Nenek 75 tahun ibu-nya memiliki
osteoporosis dan baru-baru ini ibu pascamenopause nya (umur 53)
diberitahu bahwa dia pada peningkatan risiko untuk osteoporosis. TJ adalah
5 ft 2 in, berat 108 lbs, dan dalam kesehatan yang baik. Dia jog dan kadang-kadang melakukan latihan aerobik. Dietnya biasanya terdiri dari sereal
untuk sarapan, sandwich untuk makan siang, dan daging dengan sayuran untuk
makan malam. Konsumsi susu hanya nya terdiri dari 1 cangkir susu skim
pada sereal nya. Dia kadang-kadang memiliki produk susu untuk makan siang atau