changes are permanent, we would exp

changes are permanent, we would expect an increase in government consumption to lead to a downward revision of expected permanent disposable income. Hence, the neo-classical effect should appear to a greater extent. But the Keynesian correlation between private and government consumption does not become weaker during contractions according to the results in Table . This indicates that households do not interpret contractionary fiscal episodes as a signal of permanence in government consumption changes. Increases in taxes become more contractionary according to Table . Even though contractions do not signal permanence with regard to government consumption, this seems to be the case with transfers. The effect of changes in transfers is altered dramatically during contractions. The aggregate effect changes sign and an increase in transfers exerts a contractionary effect on private consumption. The redistribution property of transfers that was apparent during ordinary periods is outweighed by the expendi- ture property during contractions. Households thus seem to take contractions as a signal of permanent changes when transfers are considered.
If we consider expansions (dit = ; dit = ) we get a completely
different picture. The effect of government consumption becomes more
neo-classical. Taxes are changed in the same direction, and by the

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

perubahan permanen, kita akan mengharapkan peningkatan konsumsi pemerintah mengarah ke revisi ke bawah perkiraan pendapatan tetap. Oleh karena itu, efek neo-klasik yang harus muncul untuk tingkat yang lebih besar. Tetapi Keynesian korelasi antara konsumsi swasta dan pemerintah tidak menjadi lemah selama kontraksi menurut hasil dalam tabel . Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga tidak menafsirkan absorpsi fiskal episode sebagai sinyal ketetapan pemerintah konsumsi perubahan. Kenaikan pajak menjadi lebih absorpsi sesuai tabel . Meskipun kontraksi tidak sinyal ketetapan mengenai konsumsi pemerintah, ini tampaknya menjadi kasus dengan transfer. Efek dari perubahan dalam transfer yang berubah secara dramatis selama kontraksi. Agregat efek perubahan tanda dan peningkatan transfer diberikannya efek absorpsi pada konsumsi swasta. Properti redistribusi transfer yang terungkap selama periode biasa sebanding dengan properti expendi-saan saat proses kontraksi. Rumah tangga sehingga tampaknya mengambil kontraksi sebagai sinyal perubahan permanen ketika transfer dianggap.Jika kita mempertimbangkan ekspansi (dit = ; dit = ) kita mendapatkan benar-benargambar yang berbeda. Efek dari konsumsi pemerintah menjadi lebihneo-klasik. Pajak yang berubah dalam arah yang sama, dan oleh

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

perubahan yang permanen, kita akan mengharapkan peningkatan konsumsi pemerintah untuk memimpin ke revisi turun dari perkiraan pendapatan permanen. Oleh karena itu, efek neo-klasik akan muncul ke tingkat yang lebih besar. Tapi korelasi antara konsumsi Keynesian swasta dan pemerintah tidak menjadi lemah selama kontraksi menurut hasil pada Tabel . Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga tidak menafsirkan episode fiskal kontraktif sebagai sinyal keabadian perubahan konsumsi pemerintah. Kenaikan pajak menjadi lebih kontraktif menurut Tabel . Meskipun kontraksi tidak sinyal permanen berkaitan dengan konsumsi pemerintah, ini tampaknya menjadi kasus dengan transfer. Pengaruh perubahan transfer diubah secara dramatis selama kontraksi. Perubahan efek agregat menandatangani dan peningkatan transfer memberikan efek kontraktif pada konsumsi pribadi. Properti redistribusi transfer yang jelas selama periode biasa sebanding dengan properti mendatang pengeluaran selama kontraksi. Rumah tangga sehingga tampaknya mengambil kontraksi sebagai sinyal perubahan permanen ketika transfer dianggap.
Jika kita menganggap ekspansi (dit = ; dit = ) kita mendapatkan benar-benar
gambar yang berbeda. Pengaruh konsumsi pemerintah menjadi lebih
neo-klasik. Pajak berubah ke arah yang sama, dan oleh