Based on the background stated, the

Based on the background stated, the author thinks that this matter requires further research. Also based on the background stated, the author will conduct a research to fill in the theoretical – practical gap by doing analyses of the correlation of Job Analysis and Job Satisfaction with Customer’s Satisfaction.
THEORITICAL REVIEW
The service industry is an industry where the competition is increasingly tight. In such an atmosphere, service quality can be used as an appropriate strategy to create customer’s satisfaction and maintain customer’s loyalty (Sultan et al., 2000; and Rust et al., 2006). Excellent service quality creates high value, which in turn creates customer’s loyalty. Paper and Roger (1993) stated that the cost of looking for a new customer is six times higher than the cost of maintaining pre-existing customers. Therefore, it is logical for a business to try to maintain the loyalty of its pre-existing customers.
LaTour and Peat's (1979) Comparison Level Theory views satisfaction as a function of comparison between product performance and consumers' past experiences and experiences of other consumers. Westbrook and Riley (1983) introduced the Value-Percept Theory which proposes that satisfaction is an emotional response that is triggered by a cognitive evaluative process in which the perceptions of an offer are compared to one's values, needs, wants or desires. Gary Dessler (2011) also stated that the correlation between satisfaction and productivity is fairly strong.
Job analysis is a procedure for determining the duties and skill requirements of a job and the kind of person who should be hired for it (Gary Dessler, 2011). By having done a job analysis, a manager should be able to produce enough information to create a job description and job specification. Using this information from the job analysis, managers develop or revise job descriptions and job specifications.
There is a myriad of information that can be collected by a job analysis according to Dessler (2011). First, actual work activities of the job—how, why, and when the worker performs each activity.Then, human behaviors the job requires: communicating, deciding, and writing, lifting weights or walking long distances.Next, machines, tools, equipment, and work aids used on the job: tools used, materials processed, knowledge dealt with or applied, and services rendered.After that, standards of expected employee job performance: quantity and/or quality output levels that can be used to appraise employees.Then, the organizational and social context in which the job exists: physical working conditions, work schedules, and incentives. Finally, the job’s human requirements: job-related knowledge or skills (education, training, work experience) and required personal attributes (aptitudes, physical characteristics, personality, interests).This information is stated in the diagram below:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Berdasarkan latar belakang menyatakan, penulis berpikir bahwa hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Juga berdasarkan latar belakang menyatakan, penulis akan melakukan penelitian untuk mengisi teoritis-praktis kesenjangan dengan melakukan analisis korelasi pekerjaan analisis dan kepuasan kerja dengan kepuasan pelanggan.MENGEKSPRESIKAN REVIEWIndustri jasa adalah industri mana kompetisi semakin ketat. Dalam suasana seperti itu, kualitas layanan dapat digunakan sebagai strategi yang sesuai untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan memelihara kesetiaan pelanggan (Sultan et al., 2000; dan karat et al., 2006). Kualitas pelayanan sangat baik menciptakan nilai yang tinggi, yang pada gilirannya menciptakan loyalitas pelanggan. Kertas dan Roger (1993) menyatakan bahwa biaya mencari pelanggan baru enam kali lebih tinggi daripada biaya pemeliharaan Pelanggan yang sudah ada. Oleh karena itu, logis untuk sebuah bisnis untuk mencoba untuk mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah ada. LaTour dan gambut 's (1979) perbandingan tingkat teori dilihat kepuasan sebagai fungsi perbandingan antara performansi produk dan konsumen pengalaman masa lalu dan pengalaman konsumen lainnya. Westbrook dan Riley (1983) memperkenalkan teori nilai-persepsi yang mengusulkan bahwa kepuasan adalah tanggapan emosional yang dipicu oleh evaluatif proses kognitif di mana persepsi tawaran dibandingkan dengan nilai-nilai seseorang, kebutuhan, diinginkan atau keinginan. Gary Dessler (2011) juga menyatakan bahwa korelasi antara produktivitas dan kepuasan cukup kuat. Pekerjaan analisis adalah prosedur untuk menentukan tugas dan keterampilan persyaratan pekerjaan dan jenis orang yang harus disewa untuk itu (Gary Dessler, 2011). Dengan melakukan pekerjaan analisis, manajer harus mampu menghasilkan informasi yang cukup untuk membuat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Menggunakan informasi ini dari pekerjaan analisis, manajer mengembangkan atau merevisi deskripsi pekerjaan dan pekerjaan spesifikasi. Ada sejumlah informasi yang dapat dikumpulkan oleh pekerjaan analisis menurut Dessler (2011). Aktivitas kerja pertama, sebenarnya pekerjaan-bagaimana, mengapa, dan Kapan pekerja melakukan aktivitas masing-masing. Kemudian, perilaku manusia pekerjaan mengharuskan: berkomunikasi, memutuskan, dan menulis, angkat beban atau berjalan jarak jauh. Selanjutnya, mesin, alat, peralatan dan alat bantu kerja digunakan di tempat kerja: alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang diproses, pengetahuan ditangani dengan atau diterapkan, dan jasa yang diberikan. Setelah itu, standar karyawan diharapkan pekerjaan kinerja: jumlah dan/atau kualitas output tingkat yang dapat digunakan untuk menilai karyawan. Kemudian, organisasi dan sosial konteks di mana pekerjaan ada: fisik kondisi kerja, jadwal kerja dan insentif. Akhirnya, pekerjaan manusia persyaratan: pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan atau keterampilan (pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja) dan atribut pribadi yang diperlukan (kepintaran, karakteristik fisik, kepribadian, kepentingan). Informasi ini dinyatakan dalam diagram di bawah ini: