Once upon a time there lived a farm

Once upon a time there lived a farmer and his three sons. Together they were a family. The farmer loved his sons and they adored their dad. He taught them all they knew. The family had a neighbor who loved the sons like they were his very own, and the farmer knew that he could count on his neighbor should anything happen to him. And indeed it did. The farmer died, leaving his sons as orphans. But not alone.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Alkisah, hiduplah seorang petani dan tiga anak lelakinya. Bersama-sama mereka adalah keluarga. Petani mencintai anak-anaknya dan mereka memuja ayah mereka. Dia mengajar mereka semua mereka tahu. Keluarga memiliki tetangga yang mencintai anak-anak seperti mereka sangat sendiri, dan petani tahu bahwa ia bisa mengandalkan tetangganya harus sesuatu terjadi terhadap dirinya. Dan memang itu. Petani meninggal, meninggalkan anaknya sebagai yatim piatu. Tapi tidak sendirian.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sekali waktu hiduplah seorang petani dan ketiga anaknya. Bersama-sama mereka adalah keluarga. Petani mencintai anak-anaknya dan mereka memuja ayah mereka. Dia mengajar mereka semua yang mereka tahu. Keluarga memiliki tetangga yang mencintai anak-anak seperti mereka itu sendiri, dan petani tahu bahwa ia bisa mengandalkan tetangganya jika sesuatu terjadi padanya. Dan memang itu. Petani meninggal, meninggalkan anak-anaknya sebagai anak yatim. Tapi tidak sendirian.