I didn’t go home the next day like

I didn’t go home the next day like Jax had ordered me to do. Not because I currently wasn’t in possession of my own car or because he had absolutely no business telling me what to do. I seriously had no choice but to stick around and . . . and do what? Track Mom down and find out just what kind of crap she’d gotten herself in, and hopefully get my money back?
The idea that there was no money left at all was something I couldn’t allow myself to think about, but at this point, it was either staying here for the summer or living in my car. Whenever I got my car back.
But it was more than that. Yeah, the money was huge, it was linked to my life, but it was also about Mom. It was always about Mom.
When Jax had left last night, he’d wanted me to leave with him, so that he could drop my “sweet ass” off at a hotel that he actually offered to pay for, but I refused, figuring the last thing I needed was to owe someone money. He’d warned that he was sending a cab.
He’d actually had the nerve to say to me, “I know you’re smarter than this, honey, so I’m going to give you forty minutes to get over yourself, and when a cab pulls up in front of your house, you’re going to get your sweet ass in it.”
What in the hell?
So when the cab pulled up and honked for a straight minute, I’d ignored it, and it had eventually driven away.
Yeah, it was kind of nice of him to offer to pay for a hotel and to send a cab, nice in a really weird and overbearing kind of way. But it was something, his domineering niceness, that I couldn’t allow myself to give a lot of thought.
I had a restless night on the couch and spent a good part of the morning going through Mom’s mess of a bedroom—and finding absolutely nothing of any use, not even a crack pipe. However, the closet did hold a few items I wished I hadn’t seen.
One was a framed photo of me when I was around eight or nine years old. The other was a trophy—about two feet tall, still shimmery and glittery. They were mementos of a past I could no longer claim.
After placing those items in the back of the closet, covering them up with old jeans, I got ready to head to the bar. I didn’t really care about how I dressed, but I took my time with the makeup, carefully blending it until the scar sloping down my cheek was less red, more pink, and almost invisible if someone was far enough away. I could leave the house wearing ratty sweats and a T-shirt full of holes, but I never left home without having the thick makeup smacked across my face. Once I was done, I called up Clyde, knowing there was only one other place where there could be any info like bank accounts or evidence of where she could’ve run off to.
He showed a little after noon, and I’d been waiting for him on the stoop. I hopped into his truck, a Ford that was a lot older than Jax’s, and buckled myself in before he could get his massive size out of the vehicle.
“Baby girl—”
“Like I said on the phone, I need to go to the bar. I wouldn’t have called you if I had my car.”
“Jax is taking care of your car.”
I wrinkled my nose as I plopped my purse in my lap. “That’s reassuring,” I muttered, which was bitchy, because even though he was a wee bit bossy, he had been helpful.
Shifting his girth around in the seat, he twisted toward me. “Baby girl,” he began again. “Are you really staying in this place?”
I sighed as I slid my sunglasses on. They were nice. Total knockoffs, but I thought I looked good in them. “In the reputed crack house? Yes. I’m not getting a hotel room.
“Calla—”
“Jax already tried to take me to one. He even called a cab!” Even though I waved my hand around, I didn’t miss the way Clyde’s lips twitched. “Mom . . . she really screwed me over. Like bad. And I’m figuring that what she’s going through is pretty bad, too.”
Clyde pressed his lips together as he threw the truck into reverse. “It is bad.”
A breath shuddered through me. “Is it as bad as Jax told me?” There was a little part of me that was hoping that Clyde would tell me that Jax tended to exaggerate.
No such luck.
Even though I didn’t elaborate, he grunted out an affirmative. “I don’t know exactly what he said, but I’m imagining that he didn’t tell you all of it.”
I closed my eyes, just listening to the tires eat away at the road. God, what was I doing? Maybe I should’ve just gone to the hotel and headed back to school, called up Teresa—No. I stopped myself there. She and Jase had a lot of plans this summer. Traveling. Beaches. Sun and sand. I wasn’t going to mess that up by dumping my problems on her—on them. Plus there was something completely out of control about crashing on friends’ couches that I couldn’t deal with.
Minutes passed before Clyde spoke again. “This is the last thing I wanted you to do.”
I didn’t open my eyes.
“Coming back here? Well, I’ve always been real with you, baby girl, and I’m gonna keep being real with you.”
My heart lurched into my throat, and all I could think about was what Jax had said to me. That there was nothing but trouble here.
“This is the last place I wanted you to be and, well, there are things you don’t need to know about. You don’t ever need to know about, but one thing ain’t changed, and that’s you, baby girl.”
My eyes popped open.
“You’re good to the core. Always have been, no matter what shit Mona put you through, even before the fire.”
A pang lit up my chest, licking through my body, and it spread across the scar on my cheek, and washed over the other scars—the worse ones. It was like it had just been yesterday. The fire.
“But you know there ain’t no helping your mother.”
“I know that,” I whispered around a sudden knot in my throat. “That’s not why I’m here. She did me wrong, Clyde. I’m not lying.”
He spared me a quick, knowing glance. “I know that and I believe that, but I also know that you’re here, and now that you know your mom has got herself in a mess, you’re going to want to help her somehow.”
I sucked in a sharp breath.
“But it’s worth repeating,” he continued. “There ain’t no helping Mona. Not this time. The best you can do is get back to that school and don’t look back.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Saya tidak pulang ke rumah hari berikutnya seperti Jax telah memerintahkan saya untuk melakukan. Bukan karena saya saat ini tidak dalam kepemilikan mobil saya sendiri atau karena ia benar-benar tidak ada mengatakan apa yang harus dilakukan. Aku serius tidak punya pilihan selain untuk bertahan dan. . . dan melakukan apa? Lagu Ibu turun dan mencari tahu apa jenis omong kosong dia mendapatkan dirinya dalam, dan mudah-mudahan mendapatkan uang saya kembali?
Gagasan bahwa tidak ada uang tersisa sama sekali adalah sesuatu yang saya tidak bisa membiarkan diriku untuk berpikir tentang, tapi ini titik, itu baik tinggal di sini selama musim panas atau tinggal di mobil saya. Setiap kali saya punya mobil saya kembali.
Tapi itu lebih dari itu. Ya, uang itu besar, itu terkait dengan hidup saya, tapi itu juga tentang Mom. Itu selalu tentang Ibu.
Ketika Jax telah meninggalkan tadi malam, dia ingin aku pergi dengan dia, sehingga ia bisa menjatuhkan saya "pantat manis" off di sebuah hotel yang dia benar-benar menawarkan untuk membayar, tapi saya menolak, mencari hal terakhir yang saya butuhkan adalah untuk berutang seseorang uang. Dia memperingatkan bahwa ia akan mengirim taksi.
Dia benar-benar memiliki keberanian untuk mengatakan kepada saya, "Aku tahu kau lebih pintar dari ini, madu, jadi aku akan memberikan empat puluh menit untuk mendapatkan atas diri Anda, dan ketika taksi berhenti di depan rumah Anda, Anda akan mendapatkan pantat manis Anda di dalamnya. "
Apa sih?
Jadi ketika taksi berhenti dan membunyikan klakson untuk satu menit lurus, aku mengabaikannya, dan akhirnya telah diusir.
Ya, itu adalah jenis yang baik dari dia menawarkan untuk membayar untuk sebuah hotel dan untuk mengirim taksi, baik dalam semacam benar-benar aneh dan sombong dari jalan. Tapi itu sesuatu, kebaikan mendominasi nya, bahwa saya tidak bisa membiarkan diriku untuk memberikan banyak pemikiran.
Saya memiliki malam gelisah di sofa dan menghabiskan bagian yang baik dari pagi melalui berantakan Ibu dari tidur-dan menemukan benar-benar tidak ada gunanya, bahkan tidak pipa retak. Namun, lemari melakukan mengadakan beberapa item aku berharap aku tidak melihat.
Salah satunya adalah foto berbingkai saya ketika saya berusia sekitar delapan atau sembilan tahun. Yang lainnya adalah piala-sekitar dua kaki, masih mengilap dan berkilauan. Mereka kenang-kenangan dari masa lalu saya tidak bisa lagi mengklaim.
Setelah menempatkan barang-barang di belakang lemari, menutupi mereka dengan jeans tua, aku siap untuk berangkat ke bar. Aku tidak benar-benar peduli tentang bagaimana saya berpakaian, tapi saya mengambil waktu saya dengan makeup, hati-hati pencampuran sampai bekas luka miring pipi saya kurang merah, lebih merah muda, dan hampir tak terlihat jika seseorang cukup jauh. Aku bisa meninggalkan rumah mengenakan kaus usang dan T-shirt penuh lubang, tapi saya tidak pernah meninggalkan rumah tanpa riasan tebal memukul di wajah saya. Setelah aku selesai, aku dipanggil Clyde, mengetahui hanya ada satu tempat lain di mana mungkin ada info seperti rekening bank atau bukti di mana ia bisa saja lari ke.
Dia menunjukkan sedikit setelah tengah hari, dan aku telah menunggunya di beranda. Aku melompat ke dalam truk, sebuah Ford yang jauh lebih tua daripada Jax ini, dan lemas sendiri sebelum ia bisa mendapatkan ukuran besar keluar dari kendaraan.
"Bayi gadis-"
"Seperti saya katakan di telepon, saya harus pergi ke bar. Saya tidak akan memanggilmu jika aku punya mobil saya. "
"Jax mengurus mobil Anda."
Aku mengerutkan hidung saya karena saya menjatuhkan tas saya di pangkuanku. "Itu meyakinkan," gumamku, yang judes, karena meskipun dia agak wee suka memerintah, ia telah membantu.
Pergeseran ketebalan nya sekitar di kursi, ia memutar ke arahku. "Bayi perempuan," ia mulai lagi. "Apakah Anda benar-benar tinggal di tempat ini?"
Aku mendesah saat aku meluncur kacamata saya. Mereka yang bagus. Jumlah tiruan, tapi saya pikir saya tampak baik di dalamnya. "Di rumah retak terkenal? Iya nih. Saya tidak mendapatkan kamar hotel.
"Calla-"
"Jax sudah mencoba untuk membawa saya ke satu. Ia bahkan disebut taksi! "Meskipun saya melambaikan tangan saya di sekitar, saya tidak melewatkan cara bibir Clyde berkedut. "Mom. . . dia benar-benar kacau saya lebih. Seperti yang buruk. Dan aku mencari bahwa apa yang dia akan melalui sangat buruk, juga. "
Clyde merapatkan bibir saat ia melemparkan truk mundur. "Ini buruk."
napas Sebuah bergidik melalui saya. "Apakah itu seburuk Jax mengatakan kepada saya?" Ada sedikit bagian dari diriku yang berharap bahwa Clyde akan memberitahu saya bahwa Jax cenderung membesar-besarkan.
Tidak beruntung.
Meskipun aku tidak rumit, dia mendengus keluar afirmatif. "Saya tidak tahu persis apa yang dia katakan, tapi aku membayangkan bahwa ia tidak memberitahu Anda semua itu."
Aku memejamkan mata, hanya mendengarkan ban menggerogoti jalan. Tuhan, apa yang saya lakukan? Mungkin aku harus baru saja pergi ke hotel dan kembali ke sekolah, dipanggil Teresa-ada. Aku berhenti sendiri di sana. Dia dan Jase punya banyak rencana musim panas ini. Bepergian. Pantai. Matahari dan pasir. Aku tidak akan mengacaukan yang dengan membuang masalah saya padanya-pada mereka. Plus ada sesuatu yang sama sekali di luar kendali sekitar menerjang di sofa teman 'yang saya tidak bisa menangani.
Menit-menit berlalu sebelum Clyde berbicara lagi. "Ini adalah hal terakhir yang ingin saya Anda lakukan."
Saya tidak membuka mata saya.
"Datang ke sini? Yah, aku selalu nyata dengan Anda, bayi perempuan, dan aku akan tetap menjadi nyata dengan Anda. "
Hatiku meluncur ke tenggorokan, dan semua bisa saya pikirkan adalah apa Jax telah berkata kepada saya. Bahwa tidak ada tapi masalah di sini.
"Ini adalah tempat terakhir yang saya ingin Anda untuk menjadi dan, yah, ada hal-hal yang Anda tidak perlu tahu tentang. Anda tidak pernah perlu tahu tentang, tapi satu hal yang tidak berubah, dan itu Anda, bayi perempuan. "
Mataku langsung terbuka.
"Kau baik untuk inti. Selalu telah, tidak peduli apa kotoran Mona menempatkan Anda melalui, bahkan sebelum api. "
A pang menyala dadaku, menjilati seluruh tubuh saya, dan itu tersebar di bekas luka di pipi saya, dan dicuci selama luka-lain buruk yang. Itu seperti itu saja kemarin. Api.
"Tapi kau tahu tidak ada ada membantu ibumu."
"Aku tahu itu," bisikku di sekitar simpul tiba-tiba di tenggorokan. "Itu tidak mengapa saya di sini. Dia melakukan salah, Clyde. Aku tidak berbohong. "
Dia terhindar saya cepat, mengetahui sekilas. "Saya tahu itu dan saya percaya itu, tapi aku juga tahu bahwa kau ada di sini, dan sekarang Anda tahu ibumu telah mendapat dirinya berantakan, Anda akan ingin membantunya entah bagaimana."
Aku menarik tajam napas.
"Tapi itu layak mengulangi," lanjutnya. "Tidak ada membantu Mona. Tidak kali ini. Yang terbaik yang dapat Anda lakukan adalah kembali ke sekolah itu dan tidak melihat ke belakang. "