Connection to Theology The pastoral

Connection to Theology
The pastoral concems and issues in a particular ministerial experience furnish the agenda for theological reflection; they also provide the criteria for determining which resources in the faith tradition are relevant to the ministerial experience. In the whiteheads' approach the whole of the faith tradition is available for theological reflection. There is no predetermination of sources or themes, although most reflectors turn instinctively to the Bible, and themes such as sin, grace, salvation, incarnation and community typically arise in ministerial experience. The point is that the experience itself provides the connecticn to theology. What it evokes is what theological reflectors should attend to. This is what distinguishes the form of theological reflection from the form of applied theology and other theological disciplines.

For the Whiteheads, engaging the tradition from the perspective of ministerial experience means that sometimes the pastoral perspective confirms the tradition, sometimes it clarifies aspects of it, sometimes it challenges it and calls for change. Conversely the tradition can confirm the meaning of a ministerial experience, clarify overlooked or hidden aspects of it, challenge people's attitudes and actions and call for change.
The manner of conversation in this engagement is not polemical but assertive; the skill needed is not mastery but intimacy, a befriending of the sources of faith. How this works is illustrated in the Whiteheads' book by a chapter on the use of scripture. Theological reflectors grappling with a pastoral situation typically look to the Bible for paradigms, images, themes and historical precedents that seem to correspond to the current concern or issue.

In the first stage there is a free association of possible points of contact between experience and scripture. This is followed by a more critical examination of those that seem to have the most texts relevance to the partorsl situation. This examination includes at least a literary and historical analysis (wuth the aid of commentaries) and possibly also an awareness of liturgical, moral and devotional uses of the chosen biblical passages. Wrestling with these meaning and implications leads to a sense of what the ministerial experience neans biblically and what course of action it calls for.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Koneksi ke Teologi
The concems pastoral dan isu-isu dalam pengalaman menteri tertentu memberikan agenda untuk refleksi teologis; mereka juga menyediakan kriteria untuk menentukan sumber daya dalam tradisi iman relevan dengan pengalaman menteri. Dalam pendekatan whiteheads 'seluruh tradisi iman yang tersedia untuk refleksi teologis. Tidak ada takdir dari sumber atau tema, meskipun sebagian besar reflektor berubah secara naluriah Alkitab, dan tema seperti dosa, kasih karunia, keselamatan, inkarnasi dan masyarakat biasanya timbul dalam pengalaman menteri. Intinya adalah bahwa pengalaman itu sendiri menyediakan connecticn teologi. Apa yang membangkitkan adalah apa reflektor teologis harus memperhatikan. Inilah yang membedakan bentuk refleksi teologis dari bentuk teologi terapan dan disiplin teologis lainnya. Untuk Whiteheads, terlibat tradisi dari perspektif pengalaman menteri berarti bahwa kadang-kadang perspektif pastoral menegaskan tradisi, kadang-kadang menjelaskan aspek itu, kadang-kadang menantang dan panggilan untuk perubahan. Sebaliknya tradisi dapat mengkonfirmasi makna pengalaman menteri, menjelaskan diabaikan atau aspek itu tersembunyi, menantang sikap dan tindakan masyarakat dan panggilan untuk perubahan. Cara percakapan dalam keterlibatan ini tidak polemik tapi tegas; keterampilan yang dibutuhkan tidak penguasaan tetapi keintiman, sebuah berteman dari sumber-sumber iman. Bagaimana ini bekerja diilustrasikan dalam buku Whiteheads 'oleh bab tentang penggunaan kitab suci. Reflektor teologis bergulat dengan situasi pastoral biasanya melihat ke Alkitab untuk paradigma, gambar, tema dan preseden sejarah yang tampaknya sesuai dengan perhatian saat ini atau masalah. Pada tahap pertama ada asosiasi bebas dari kemungkinan titik kontak antara pengalaman dan kitab suci . Ini diikuti dengan pemeriksaan yang lebih penting dari orang-orang yang tampaknya memiliki paling teks relevansi dengan situasi partorsl. Pemeriksaan ini meliputi setidaknya analisis sastra dan sejarah (terhubungkan bantuan komentar) dan mungkin juga kesadaran penggunaan liturgi, moral dan kesalehan bagian-bagian Alkitab yang dipilih. Bergulat dengan arti ini dan implikasi menyebabkan rasa apa pengalaman neans menteri alkitabiah dan tindakan apa itu panggilan untuk.