Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Dalam "serangkaian Normal tahap dalam pengembangan Embrio Chick"(1951), Hamburger dan Hamilton dikembangkan dan didefinisikan dengan tahap-tahap yang tertentu dari morphogenetic perkembangan dari divisi-divisi pembelahan pertama melalui Penetasan. Hamburger klasik dan Hamilton (KK) Pementasan meja secara luas digunakan dalam mengklasifikasikan perkembangan embrio cewek menjadi 45 tahap (Hamburger dan Hamilton, 1992). Dalam skema mereka, Hamburger dan Hamilton digunakan berbeda terkemuka morfologi perubahan dan perkembangan fitur untuk mengklasifikasikan berbagai fase pembangunan. Tahap-tahap awal (1-6) ditandai oleh perkembangan primitif beruntun. Tahap tengah (7 hingga 14) ditentukan terutama oleh jumlah somites dan fitur terkait. The tahapan perkembangan akhir (15-45) diidentifikasi oleh beberapa ciri morfologi khas dan dikelompokkan menurut serangkaian fitur standar terukur. Perubahan morfologi tungkai dan mendalam lengkungan digunakan untuk menentukan tahap 18-40. Namun, menjelang akhir pengembangan, cewek tidak mengalami lebih lanjut morfologi perubahan dan hanya meningkat dalam ukuran; oleh karena itu, tahap akhir ini membutuhkan identifikasi dengan tujuan pengukuran (seperti panjang paruh dan ketiga kaki).Maccabi rebutan kontrak-Giladi dan Kochav (1976) disediakan pertama tahap demi tahap prosedur untuk menggambarkan morphogenetic perkembangan embrio ayam awal selama preoviposition. Dalam Eyal-Giladi dan Kochav prosedur 14-tahap (Eyal-Giladi dan Kochav, 1976), sebuah panggung saya embrio is a blastodisc with less than 5 or so cleavage divisions and a stage XIV embryo has a completed hypoblast that is generally equivalent to stage 1 in the HH Staging Table. Thus, combining these 2 staging schemes gives a complete and comprehensive staging reference throughout chick development.Although we recognize that the temporal rate of development differs among different species, strains, and even individuals, the external features of any embryo within any given stage will be almost identical (Sellier et al., 2006). With the detailed descriptions of a normal table as a reference, it is possible to identify the actual stage at which prenatal activation of functional systems occurs and the proper time of embryonic response. This knowledge can be applied not only to scientific research but also in the poultry industry for evaluating the effect of preincubation handling on embryo development; estimation of embryonic mortality at different stages when performing fresh egg and candling breakouts; defining normal and abnormal embryo development; and evaluating the impact of other factors (hen age, strain, and shell quality) on fertility and hatchability. These reference tables ensure that accurate, consistent, and repeatable data are obtained among laboratories and represent a standard for industry quality assessment.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
