from here, the taste will not be sw

from here, the taste will not be sweet”, she said. "But I consider it a myth," she continued.
After the conversation, the researcher was interested to dig deeper into the belief of the Cilembu village community on the commodity that became its trademark, the sweet potato: about the relevance of the water for washing with the sweet taste on potato, the linkages between past stories and beliefs that is formed in the present, how the local community believes in a myth, and a story of ancestors, in a sustainable economic system as a livelihood. All of it was interesting to be studied further. The uniqueness of the story that is handed down generationally needs to be investigated as an intangible cultural heritage.

METHOD

Ethnosystem approach, has been used successfully in several socioeconomic and cultural research project and it is continually being adapted and improved, ( cf. Slikkerveer, 2005, 2006). Ethnostorytelling is composed of two wodes, namely ethno which menas “race, culture,” from the Greek ethnos “people, caste, class, ethnicity, nation; a number of people who are used to living together”. It is used to form compounds in the modern social sciences. While storytelling refers to the folktales, story, narrative, myte, legend, both oral and written. Both words combined means storytelling culture, by examining the relationship between the tale as a speech language and the culture that envelopes it. it is a combination of Ethnology and storytelling. The study refers to the life of the community where a story or a folktale develops. All the characteristics of speech language, folktales, stories, legends, myths distinguishe one community from another. These characteristics make the aspects of culture and society.
In ethnostorytelling, challenges occur when collecting diverse versions of the presented story, although they lead to the same purpose. The difference between the stories presented orally and in writing facilitates the building of meaning of information between researchers, participants, and key informants. Stories can be a tool to deliver information from the narrative. Stories can help researchers and others to explore and interpret the world and and place where the local people live. Stories are considered as a generative tool to co-design that is capable of recording the self-expression (Saunders, 2000). Thus, stories are useful to draw interest in someone on something. Stories make something unique.
In the cyber era, information can be obtained in a comprehensive system. To obtain something that is needed, individuals will use the Internet in a solution. The Internet has been the most intensive information system in use today. The researchers then searched the of trail Cilembu sweet potato story on the internet. This is to observe the response ofnthe story of Cilembu sweet potato in the virtual world. Apparently, online search results show the unique facts about Cilembu sweet potato stories, “Dongeng Hui Cilembu” (Tale of Cilembu Sweet Potato) in generation 2.0, where they build a community of Cilembu sweet potato business by using local wisdom in the form of a story in marketing the Cilembu sweet potatoes, either raw or diverse derivative products. This makes the sales situation of sweet potato in the virtual world more creative. How is the role of stories as local knowledge of Cilembu cillage community in empowering and contributing to sustainable economic development?
This study began building a synthesis of the personal stories of participants/key informants to be a platform for further discussion and analysis of the marketing of Cilembu potato seeds in the era of cybernetics through DHC (Dongeng Hui Cilembu). This paper discusses it based on case studies on key informants (KI 1 and KI 2). KI 1 a young high school graduate in Cilembu village, Sumedang, who successfully develop a business of Cilembu sweet potato seed to foreign countries in the company he started with his family, named CV PUCIMA (Puseur Ubi Cilembu Madu/Center of Cilembu Honey Sweet Potato). The online marketing that he does is helped by reading, mastery of information technology, blog writing, and the love for local wisdom. KI 2 is his father who is also a care taker of PUCIMA and succesfully made it

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

dari sini, rasa tidak akan manis ", katanya. . "Tapi aku menganggap itu mitos," lanjutnya
Setelah percakapan, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam kepercayaan masyarakat desa Cilembu pada komoditas yang menjadi merek dagang, ubi jalar: tentang relevansi air untuk mencuci dengan rasa manis pada kentang, hubungan antara cerita masa lalu dan keyakinan yang terbentuk di masa sekarang, bagaimana masyarakat setempat percaya mitos, dan cerita nenek moyang, dalam sistem ekonomi yang berkelanjutan sebagai mata pencaharian. Semua itu menarik untuk dikaji lebih lanjut. Keunikan dari cerita yang diturunkan generationally perlu diselidiki sebagai warisan budaya takbenda.

METODE

Pendekatan Ethnosystem, telah berhasil digunakan di beberapa proyek penelitian sosial ekonomi dan budaya dan terus diadaptasi dan diperbaiki, (lih Slikkerveer 2005 2006). Ethnostorytelling terdiri dari dua wodes, yaitu etno yang mas "ras, budaya," dari ethnos Yunani "orang, kasta, kelas, etnis, bangsa; sejumlah orang yang terbiasa hidup bersama ". Hal ini digunakan untuk membentuk senyawa dalam ilmu sosial modern. Sementara cerita mengacu pada cerita rakyat, cerita, narasi, myte, legenda, baik lisan maupun tulisan. Kedua kata dikombinasikan berarti budaya mendongeng, dengan memeriksa hubungan antara kisah sebagai bahasa pidato dan budaya yang amplop itu. itu adalah kombinasi dari Etnologi dan bercerita. Penelitian ini mengacu pada kehidupan masyarakat di mana cerita atau cerita rakyat yang berkembang. Semua karakteristik bahasa pidato, cerita rakyat, cerita, legenda, mitos distinguishe satu komunitas dari yang lain. Karakteristik ini membuat aspek budaya dan masyarakat.
Dalam ethnostorytelling, tantangan terjadi ketika mengumpulkan versi beragam cerita yang disajikan, meskipun mereka mengarah pada tujuan yang sama. Perbedaan antara cerita yang disajikan secara lisan dan tertulis memfasilitasi pembangunan makna informasi antara peneliti, partisipan, dan informan kunci. Cerita bisa menjadi alat untuk menyampaikan informasi dari narasi. Cerita dapat membantu para peneliti dan orang lain untuk mengeksplorasi dan menafsirkan dunia dan dan tempat di mana orang-orang lokal hidup. Cerita dianggap sebagai alat generatif untuk co-desain yang mampu merekam ekspresi diri (Saunders, 2000). Dengan demikian, cerita yang berguna untuk menarik minat seseorang pada sesuatu. Cerita membuat sesuatu yang unik.
Di era cyber, informasi dapat diperoleh dalam sistem yang komprehensif. Untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan, individu akan menggunakan Internet dalam larutan. Internet telah sistem informasi yang paling intensif yang digunakan saat ini. Para peneliti kemudian menggeledah jejak Cilembu cerita ubi jalar di internet. Ini adalah untuk mengamati kisah respon ofnthe ubi Cilembu di dunia maya. Rupanya, hasil pencarian online menunjukkan fakta-fakta unik tentang Cilembu cerita ubi jalar, "Dongeng Hui Cilembu" (Kisah Cilembu Ubi Jalar) di generasi 2.0, di mana mereka membangun komunitas Cilembu bisnis ubi jalar dengan menggunakan kearifan lokal dalam bentuk cerita dalam memasarkan Cilembu ubi jalar, baik produk derivatif mentah atau beragam. Hal ini membuat situasi penjualan ubi jalar di dunia maya lebih kreatif. Bagaimana peran cerita sebagai pengetahuan lokal masyarakat cillage Cilembu dalam memberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan?
Penelitian ini mulai membangun sebuah sintesis dari kisah-kisah pribadi dari peserta / informan kunci untuk menjadi platform untuk diskusi lebih lanjut dan analisis pemasaran bibit kentang Cilembu di era cybernetics melalui DHC (Dongeng Hui Cilembu). Makalah ini membahas itu didasarkan pada studi kasus pada informan kunci (KI 1 dan KI 2). KI 1 lulusan muda SMA di desa Cilembu, Sumedang, yang berhasil mengembangkan bisnis benih ubi jalar Cilembu ke negara-negara asing di perusahaan yang ia mulai dengan keluarganya, bernama CV PUCIMA (Puseur Ubi Cilembu Madu / Pusat Cilembu Madu Ubi Jalar ). Pemasaran online yang dia lakukan dibantu dengan membaca, penguasaan teknologi informasi, menulis blog, dan cinta untuk kearifan lokal. KI 2 adalah ayahnya yang juga Plt PUCIMA dan berhasil membuatnya