Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Berikut permintaan dari para keluarga yang naas AirAsia Penerbangan QZ8501, polisi tidak akan mengizinkan media untuk menutupi transfer mayat diidentifikasi oleh tim bencana korban identifikasi (DVI).Juru bicara kepolisian Jawa Timur SR Kombes Awi Setiyono mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pers akan tidak lagi diizinkan untuk menutupi transfer tersebut, seperti yang terjadi dengan badan empat."Kami memohon dengan teman-teman kami wartawan: tidak perlu untuk transfer akan dibahas. Keluarga memiliki keberatan. Ini adalah masalah pribadi, mari kita menghormati ini,"Awi mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu.Kata jurubicara itu keberatan yang terutama ditujukan untuk liputan televisi hidup.Pada hari Sabtu di Surabaya, tubuh dua korban — The Meiji Thejakusuma, seorang wanita berusia 44 tahun dari Kupang Indah, dan Hendra Gunawan Syawal, seorang pria berusia 23 tahun dari Bubutan — kembali ke keluarga tanpa upacara."Dalam kedua kasus, kami memiliki kecocokan antara ante mortem dan post mortem data," kata Awi.Enam tubuh telah kembali ke keluarga pada Sabtu, tujuh hari setelah kontak dengan pesawat, yang adalah dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapore, hilang.Secara terpisah, 12 jenazah lain tiba di rumah sakit Bhayangkara untuk identifikasi pada hari Sabtu, diterbangkan dari Pangkalan Bun, Central Kalimantan, di mana mayat dan puing-puing yang ditemukan di situs kecelakaan di Selat Karimata telah diambil.Total 30 tubuh telah diterbangkan ke rumah sakit, termasuk enam kembali ke keluarga. Awi mengatakan dua tubuh lebih akan segera kembali ke keluarga, dengan dua lainnya di tahap akhir dari identifikasi. Sisanya masih sedang menjalani identifikasi.Awi mengatakan polisi mengumpulkan DNA data dari keluarga korban.Anggota tim forensik Jawa Timur SR Kombes Hery Wijayatmoko mengatakan tim bergantung pada DNA data. "Setelah berada dalam air untuk [tujuh hari, sulit untuk mendapatkan sidik jari]," kata Hery.Ia mengatakan bahwa tubuh pertama label dan dipisahkan berdasarkan gender dan kewarganegaraan.Tahap terakhir melibatkan memeriksa tubuh untuk post mortem data, termasuk gigi dokumentasi, properti ditemukan pada tubuh, serta sidik jari dan DNA data."Hal ini tidak mudah, tapi kami memiliki banyak ahli di tim untuk membantu mempercepat proses," katanya.Sejumlah ahli forensic telah bergabung dengan tim, termasuk dari Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur; Gajah Mada Univeristy di Yogyakarta dan Universitas Indonesia (UI) di Jakarta.Ahli forensik UI Budi Sampurna mengatakan bahwa polisi akan autopsy tubuh pilot, Co-pilot dan beberapa penumpang untuk penyelidikan mereka."Tidak semua penumpang tubuh akan dikenakan otopsi. Kami mengambil hanya digunakan untuk sampel, karena tidak semua keluarga menyetujui [dari metode ini],"kata Budi.Sebelumnya pada hari Jumat, ratusan anggota keluarga pilot Iriyanto berkumpul di rumah orangtuanya di Sleman, Yogyakarta, untuk berdoa."Keluarga berdoa bahwa Tuhan akan memberikan bantuan Iriyanto dan kebaikan," kata Iriyanto's sepupu Daru Lalito Wistoro - Lihat lebih lanjut di: http://www.thejakartapost.com/news/2015/01/04/families-tell-cops-return-bodies-without-media-coverage.html#sthash.0G4MTCkn.dpuf
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
