As long ago as 1916, John Dewey ref

As long ago as 1916, John Dewey referred to interaction as the defining component of the educational process that occurs when the student transforms the inert information passed to them from another, and constructs it into knowledge with personal application and value (Dewey, 1916). Bates (1991) argued that interactivity should be the primary criterion for selecting media for educational delivery. Thus, there is a long history of study and recognition of the critical role of interaction in supporting, and even defining, education.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Selama lalu sebagai 1916, John Dewey disebut interaksi sebagai komponen yang mendefinisikan proses pendidikan yang terjadi ketika siswa mengubah informasi inert yang diberikan kepada mereka dari yang lain, dan konstruksi ke pengetahuan dengan aplikasi pribadi dan nilai (Dewey, 1916). Bates (1991) berpendapat bahwa interaktivitas harus menjadi kriteria utama untuk memilih media untuk pendidikan pengiriman. Dengan demikian, ada sejarah panjang studi dan pengakuan atas peranan penting dari interaksi dalam mendukung, dan bahkan menentukan, pendidikan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selama lalu sebagai tahun 1916, John Dewey disebut interaksi sebagai komponen mendefinisikan proses pendidikan yang terjadi ketika siswa mengubah informasi lembam diberikan kepada mereka dari yang lain, dan membangun menjadi pengetahuan dengan aplikasi personal dan nilai (Dewey, 1916). Bates (1991) berpendapat bahwa interaktivitas harus menjadi kriteria utama untuk memilih media untuk pengiriman pendidikan. Dengan demikian, ada sejarah panjang studi dan pengakuan atas peran penting interaksi dalam mendukung, dan bahkan mendefinisikan, pendidikan.