Qur’anic study is not a substitute

Qur’anic study is not a substitute for
general education but a complement to it. This was not always the
case. In the nineteenth century, when only a few children of native
aristocrats and employees of Dutch estates were provided with a formal
education,8 pengajian Qur’an was the only schooling available for
most native youths. For many of these children, pengajian provided a
complementary benefit: it introduced students to the modified Arabic
script, known as Jawi, once used across Muslim Southeast Asia.9
Although Qur’anic recitation did not teach students to understand
Arabic, then, it did provide some with an alphabetic facility that, with
some additional training, might be applied to other literacy tasks.
Qur’anic recitation does not familarize students with any of the
other traditions of Islamic knowledge, such as those associated with the
study of the classical commentaries known as kitab (see Chapter 1).
For youths who wish to go further in their religious studies, then, today

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Studi Alquran bukanlah penggantipendidikan umum tetapi pelengkap untuk itu. Ini adalah tidak selalukasus. Pada abad kesembilan belas, ketika hanya beberapa anak-anak pribumibangsawan dan karyawan perkebunan Belanda diberi formalpendidikan, 8 pengajian Al Qur'an adalah sekolah hanya tersedia untukpemuda yang paling asli. Bagi banyak anak-anak ini, pengajian disediakanmelengkapi manfaat: ini memperkenalkan siswa untuk dimodifikasi Arabscript ini, dikenal sebagai Jawi, sekali digunakan di seluruh Muslim Tenggara Asia.9Meskipun bacaan Alquran tidak mengajar siswa untuk memahamiArab, kemudian, yang memberikan beberapa dengan fasilitas abjad itu, denganbeberapa pelatihan tambahan, mungkin diterapkan untuk tugas-tugas lain keaksaraan.Bacaan Alquran Apakah tidak familarize siswa dengan salahtradisi lain pengetahuan Islam, seperti yang berkaitan denganStudi klasik tafsiran dikenal sebagai kitab (Lihat Bab 1).Untuk pemuda yang ingin pergi jauh dalam studi agama mereka, kemudian, hari ini

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Studi Alquran bukanlah pengganti untuk
pendidikan umum tapi pelengkap untuk itu. Ini tidak selalu
terjadi. Pada abad kesembilan belas, ketika hanya beberapa anak-anak pribumi
bangsawan dan karyawan perkebunan Belanda disediakan dengan resmi
pendidikan, 8 pengajian Alquran adalah satu-satunya sekolah yang tersedia untuk
sebagian besar pemuda pribumi. Bagi banyak dari anak-anak ini, pengajian memberikan
manfaat yang saling melengkapi: memperkenalkan siswa untuk bahasa Arab yang dimodifikasi
skrip, yang dikenal sebagai Jawi, pernah digunakan di seluruh Muslim Asia.9 Tenggara
Meskipun bacaan Al-Quran tidak mengajarkan siswa untuk memahami
bahasa Arab, maka, hal itu memberikan beberapa dengan fasilitas abjad itu, dengan
beberapa pelatihan tambahan, mungkin diterapkan untuk tugas-tugas keaksaraan lainnya.
bacaan Al-Quran tidak familarize siswa dengan salah satu
tradisi-tradisi lain pengetahuan Islam, seperti yang terkait dengan
studi tentang komentar klasik dikenal sebagai kitab (lihat Bab 1).
Untuk pemuda yang ingin melangkah lebih jauh dalam studi agama mereka, maka, hari ini