have accounted for this belief. Dur

have accounted for this belief. During the intervening years, our culture has swung to the opposite extreme, regarding children as good by nature. As a scientist, Montessori was objective about the nature of the child. Her emphasis was on the child as an unformed being, albeit a human an spiritual being. Thid neutral view of the child’s “goodness” or “badness” left Montessori free to observe children’s behavior without value judgments. As a result , in succeeding years during her search for the human spirit within each child , Montessori gradually discovered the stages of development that all children and young adults follow-the specific powers that nature provides to help them reach their goals in each formative stage-and she developed.
for a clear and thoughtful historical account of this shift, see jamees davison hunter , the death of character (basic books,2000).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

penyebabnya adalah kepercayaan ini. Selama tahun-tahun, budaya kita telah mengayunkan ke sebaliknya ekstrim, tentang anak-anak sebagai baik oleh alam. Sebagai seorang ilmuwan, Montessori adalah tujuan tentang sifat anak. Penekanan-nya adalah anak sebagai terbentuk, meskipun manusia rohani yang. Pemandangan netral Thid anak "kebaikan" atau "kejahatan" meninggalkan Montessori gratis untuk mengamati perilaku anak-anak tanpa nilai penilaian. Sebagai akibatnya, di tahun-tahun selama pencarian untuk roh manusia dalam setiap anak berikutnya, Montessori secara bertahap menemukan tahapan pembangunan bahwa semua anak muda dan orang dewasa tindak-the kekuasaan tertentu bahwa alam menyediakan untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka dalam setiap tahap formatif- dan dia dikembangkan. untuk yang jelas dan bijaksana sejarah tentang pergeseran ini, lihat jamees davison pemburu, kematian karakter (dasar buku, 2000).