Storage conditions: The rate at whi

Storage conditions: The rate at which carcasses are
chilled after slaughter has influence on meat quality.
Speeding up the rate of chilling will help reduce microbial
growth on the carcass surface because the generation time
for microorganisms increases at lower temperatures. Fast
chilling also reduces evaporative weight loss, reduce the
manifestation of pale soft exudative meat, improve lean
color and water holding capacity, all of which would have
had negative effect on meat quality (Warriss, 2000;
Adzitey and Nurul, 2011). Furthermore, the rate at which
temperature drops after slaughter has influence on the
enzyme activity, because enzyme activities are
temperature dependent. Therefore different cooling rates affects pH fall through lactic acid production, the
disappearance of adenosine triphosphate (ATP) and
creatine phosphate, and hasten up the occurrence of rigor
mortis (Warriss, 2000). Chilling can also result in weight
loss. Stanisz et al. (2009) reported a weight loss of 4.51,
3.95, 3.05, and 2.35, for white improved, 1/4 boer and 3/4
white improve, 1/2 boer and 1/2 white improve, and 3/4
boer and 1/4 white improve kids, respectively slaughtered
after 24 h of chilling at 2-4°C.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kondisi penyimpanan: tingkat di mana karkas adalahdingin setelah pembantaian memiliki pengaruh pada kualitas daging.Mempercepat laju pendinginan akan membantu mengurangi mikrobapertumbuhan pada bangkai permukaan karena waktu generasiuntuk mikroorganisme meningkat pada suhu yang rendah. Cepatmengerikan juga mengurangi menguapkan berat badan, mengurangimanifestasi dari pucat daging AMD eksudatif yang lembut, meningkatkan rampingwarna dan kemampuan, yang akan mengikat airmemiliki efek negatif pada kualitas daging (Warriss, 2000;Adzitey dan Nurul, 2011). Selain itu, tingkat di manaSuhu turun setelah pembantaian memiliki pengaruhaktivitas enzim, karena aktivitas enzimsuhu tergantung. Oleh karena itu berbeda pendinginan tingkat pH mempengaruhi jatuh melalui produksi asam laktat,hilangnya adenosin trifosfat (ATP) dankreatin fosfat, dan mempercepat sampai terjadinya kekakuanMorris (Warriss, 2000). Mengerikan juga dapat mengakibatkan beratkerugian. Stanisz et al. (2009) melaporkan penurunan berat badan dari 4.51,3,95, 3,05 dan 2,35, untuk meningkatkan putih, 1/4 boer dan 3/4meningkatkan putih, 1/2 boer dan putih 1/2 meningkatkan, dan 3/4Boer dan 1/4 putih memperbaiki anak-anak, masing-masing dipotongsetelah 24 h dingin di 2-4° C.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kondisi penyimpanan: Tingkat di mana bangkai yang
. dingin setelah pembantaian berpengaruh terhadap kualitas daging
Mempercepat laju dingin akan membantu mengurangi mikroba
pertumbuhan pada permukaan karkas karena waktu generasi
untuk mikroorganisme meningkat pada suhu yang lebih rendah. Cepat
dingin juga mengurangi berat badan menguapkan, mengurangi
manifestasi pucat daging eksudatif lembut, meningkatkan ramping
warna dan kapasitas menahan air, yang semuanya akan
memiliki efek negatif pada kualitas daging (Warriss, 2000;
Adzitey dan Nurul, 2011). Selain itu, tingkat di mana
suhu turun setelah pembantaian berpengaruh pada
aktivitas enzim, karena aktivitas enzim yang
bergantung pada temperatur. Oleh karena itu tingkat pendinginan yang berbeda mempengaruhi pH jatuh melalui produksi asam laktat, yang
hilangnya adenosin trifosfat (ATP) dan
creatine phosphate, dan mempercepat up terjadinya rigor
mortis (Warriss, 2000). Chilling juga dapat menyebabkan berat
badan. Stanisz et al. (2009) melaporkan penurunan berat badan dari 4,51,
3,95, 3.05, dan 2.35, untuk putih ditingkatkan, 1/4 dan 3/4 boer
putih meningkatkan, 1/2 boer dan 1/2 putih meningkatkan, dan 3/4
boer dan 1 / 4 putih meningkatkan anak-anak, masing-masing dipotong
setelah 24 jam mengerikan di 2-4 ° C.