The door closed behind her and Kayl

The door closed behind her and Kayla looked at me, chocolate brown eyes filled with awe. “How did you win her over?” She had been witness to Alana’s coldness toward me.
Over the last month, Kayla and I had developed a casual friendship. Since the brothers’ schedules needed to be synced, we had to be in close contact. I really liked the African American woman. On more than one occasion, she had helped me navigate some of the stickier relationships among the executives. She had very little interest in gossip. As a busy mother of twin boys, her focus was on providing for her family and not on office politics.
My brows furrowed in bafflement. “I honestly don’t know.”
“Well, whatever you did, way to go, girl!” Kayla grinned and held up her palm.
I slapped my hand against hers, distracted by the bizarre encounter. “I’d better get back to my desk. See you later.”
My purse and the memo pad and pen I threw were placed neatly on my desk. It was a silent message telling me Jake expected me to continue working for him. And as satisfying as it was to tell him I quit, it was impractical. I needed the work and I enjoyed it immensely.
I slouched in my chair and glared at the innocuous notebook as if it had been the source of my turmoil instead of a complicated, confusing billionaire who didn’t understand the word no.
Well, moaning and writhing against him like a cat in heat was not exactly a resounding no, my annoying conscience pointed out.
I dropped my forehead into my hands with a groan of self-disgust. It was patently obvious I had no resistance when it came to Jake Weston. My defenses were dangerously thin and the more time I spent with him, the more fragile they became. His confession about being jealous had turned me into a wobbling mass of jelly. I wasn’t proud of my reaction, but it felt thrilling for a man like Jake to desire me so much.
It was only a matter of time before I gave into temptation and slept with him. I could envision the seams of my life unraveling after that.
I waggled my head, shaking off my morbid thoughts. I had to do something to change my course or I’d be headed toward catastrophe.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pintu tertutup di belakangnya dan Kayla menatapku, cokelat mata cokelat diisi dengan kagum. "Bagaimana kau memenangkan hatinya?" Dia menjadi saksi dingin Alana terhadap saya.
Selama bulan lalu, Kayla dan saya telah mengembangkan persahabatan santai. Sejak jadwal saudara 'perlu disinkronkan, kami harus berada dalam kontak dekat. Aku benar-benar menyukai wanita Afrika Amerika. Pada lebih dari satu kesempatan, dia membantu saya menavigasi beberapa hubungan lengket antara eksekutif. Dia memiliki sedikit minat dalam gosip. Sebagai seorang ibu sibuk anak laki-laki kembar, fokusnya adalah pada penyediaan untuk keluarganya dan bukan pada politik kantor.
Alis saya berkerut di bingung. "Sejujurnya aku tidak tahu."
"Yah, apa pun yang Anda lakukan, cara untuk pergi, gadis!" Kayla tersenyum dan mengangkat telapak tangannya.
Aku menampar tangan saya terhadap miliknya, terganggu oleh pertemuan aneh. "Sebaiknya aku kembali ke mejaku. Sampai nanti. "
Dompet saya dan memo pad dan pena saya melemparkan ditempatkan rapi di meja saya. Itu adalah pesan diam mengatakan Jake mengharapkan saya untuk terus bekerja untuk dia. Dan memuaskan seperti itu untuk mengatakan kepadanya saya berhenti, itu tidak praktis. Saya membutuhkan pekerjaan dan saya sangat menikmatinya.
Saya membungkuk di kursi saya dan memelototi notebook berbahaya seolah-olah telah menjadi sumber kekacauan saya bukannya rumit, membingungkan miliarder yang tidak memahami kata tidak.
Nah, mengerang dan menggeliat melawan dia seperti kucing di panas tidak persis gemilang tidak, hati nurani mengganggu saya menunjukkan.
aku menjatuhkan keningku ke tangan saya dengan erangan diri jijik. Itu terang-terangan jelas saya tidak punya hambatan ketika datang ke Jake Weston. Pertahanan saya yang berbahaya tipis dan lebih banyak waktu yang saya habiskan dengan dia, lebih rapuh mereka menjadi. Pengakuannya tentang menjadi cemburu telah mengubah saya menjadi massa bergoyang-goyang dari jelly. Saya tidak bangga dengan reaksi saya, tapi rasanya mendebarkan bagi pria seperti Jake keinginan saya begitu banyak.
Itu hanya masalah waktu sebelum saya berikan ke dalam pencobaan dan tidur dengan dia. Aku bisa membayangkan jahitan terurai hidup saya setelah itu.
Aku menggoyangkan kepalaku, mengibas pikiran sehat saya. Aku harus melakukan sesuatu untuk mengubah arah saya atau saya akan menuju bencana.