The scope of research on SSCM has b

The scope of research on SSCM has been expanding in recent
years. As can be seen in Table I, the distinction between
elements defining SCM and SSCM is still not clear (also
Halldórsson et al., 2009). The contribution of this paper is
providing a framework of SSCM categories and related
(operational) practices, which are compared to
“conventional” SCM. This is extending previous conceptual
work (Seuring and Müller, 2008a;2008b; Pagell and Wu,
2009) and should clarify the key aspects distinguishing
SSCM.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ruang lingkup penelitian pada SSCM telah memperluas dalam beberapatahun. Seperti dapat dilihat dalam tabel saya, perbedaan antaraelemen-elemen yang mendefinisikan SCM dan SSCM itu masih tidak jelas (jugaHalldórsson et al., 2009). Kontribusi dari makalah ini adalahmenyediakan kerangka kerja kategori SSCM dan terkaitpraktek (operasional), yang dibandingkan denganSCM "konvensional". Ini memperpanjang sebelumnya konseptualbekerja (Seuring dan Müller, 2008a; 2008b; Pagell dan Wu,2009) dan harus menjelaskan aspek-aspek kunci yang membedakanSSCM.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ruang lingkup penelitian tentang SSCM telah berkembang di baru-baru ini
tahun. Seperti dapat dilihat pada Tabel I, perbedaan antara
elemen mendefinisikan SCM dan SSCM masih belum jelas (juga
Halldórsson et al., 2009). Kontribusi dari makalah ini adalah
memberikan kerangka kategori SSCM dan terkait
praktek (operasional), yang dibandingkan dengan
SCM "konvensional". Ini adalah memperluas konsep sebelumnya
kerja (Seuring dan Müller, 2008a; 2008b; Pagell dan Wu,
2009) dan harus menjelaskan aspek-aspek kunci yang membedakan
SSCM.