Situation strength theory proposes

Situation strength theory proposes that the way personality translates into behavior depends on the strength of the situation. By situation strength, we mean the degree to which norms, cues, or standards dictate appropriate behavior. Strong situations show us what the right behavior is, pressure us to exhibit it, and discourage the wrong behavior. In weak situations, conversely, “anything goes,” and thus we are freer to express our personality in behavior. Thus, personality traits better predict behavior in weak situations than in strong ones.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Teori kekuatan situasi mengusulkan bahwa kepribadian cara diterjemahkan ke dalam perilaku tergantung pada kekuatan situasi. Dengan kekuatan situasi, kita berarti sejauh mana norma-norma, isyarat, atau standar mendikte perilaku yang sesuai. situasi yang kuat menunjukkan kepada kita apa perilaku yang benar adalah, tekanan kita untuk menunjukkan itu, dan mencegah perilaku yang salah. Dalam situasi yang lemah, sebaliknya, “apa saja,” dan dengan demikian kita lebih bebas untuk mengekspresikan kepribadian kita dalam perilaku. Dengan demikian, ciri-ciri kepribadian yang lebih baik memprediksi perilaku dalam situasi yang lemah dari dalam yang kuat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Teori kekuatan situasi mengusulkan bahwa cara kepribadian diterjemahkan ke dalam perilaku tergantung pada kekuatan situasi. Dengan situasi kekuatan, kita berarti derajat yang norma, isyarat, atau standar mendikte perilaku yang tepat. Situasi yang kuat menunjukkan kepada kita apa perilaku yang benar adalah, tekanan kita untuk menunjukkan itu, dan mencegah perilaku yang salah. Dalam situasi yang lemah, sebaliknya, "apapun yang terjadi," dan dengan demikian kita lebih bebas untuk mengekspresikan kepribadian kita dalam perilaku. Dengan demikian, sifat kepribadian yang lebih baik memprediksi perilaku dalam situasi yang lemah daripada yang kuat.