Heat settingAs with conventional fa

Heat setting
As with conventional fabrics, heat setting is carried out before dyeing to stabilise the fabric dimensionally and to avoid the formation of permanent cracks, creases and rope marks during dyeing. Microfibre fabrics that are not prone to these faults may be dyed without prior heat setting. Heat setting is also omitted with advantage before dyeing when maximum shrinkage during dyeing and where special effects, such as ‘crinkle’ or ‘elephant-skin’, are required. When heat setting is carried out before dyeing, fabrics should be thoroughly desized beforehand to avoid ‘setting’ of sizing materials into the goods. Typical heat-setting conditions are milder than for conventional fabrics. A temperature of 180 °C for 30 seconds is adequate, with overfeed to allow for optimum shrinkage and development of higher density [9].

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pengaturan panas
Seperti kain konvensional, pengaturan panas dilakukan sebelum pencelupan untuk menstabilkan kain dimensi dan untuk menghindari pembentukan retak permanen, lipatan dan tanda tali selama pencelupan. Microfibre kain yang tidak rentan terhadap kesalahan ini dapat dicelup tanpa pengaturan panas sebelumnya. Pengaturan panas juga dihilangkan dengan keuntungan sebelum pencelupan ketika penyusutan maksimum selama pencelupan dan di mana efek khusus, seperti 'belok' atau 'gajah-kulit', diperlukan. Bila pengaturan panas dilakukan sebelum mewarnai, kain harus benar-benar desized terlebih dahulu untuk menghindari 'pengaturan' bahan sizing masuk barang. Kondisi panas-pengaturan khas adalah lebih ringan daripada kain konvensional. Sebuah suhu 180 ° C selama 30 detik memadai, dengan meloloh untuk memungkinkan penyusutan dan pengembangan kepadatan lebih tinggi [9] optimal.