Let us now turn to a brief discussi

Let us now turn to a brief discussion of major cognitive dissonance phenomena. Most of them can generally be arranged into four groups: (1) selective exposure to information, (2) postdecision dissonance, (3) minimal justification (induced compliance), and (4) hypocrisy induction.
The first area of dissonance theory research concerns people's propensity to expose themselves selectively to information. As has been indicated, dissonance is an aversive motivational state, therefore people naturally attempt to avoid dissonance-arousing situations. That is to say, persons prefer to be exposed to information that is supportive of their current beliefs rather than to nonsupportive information, which presumably could arouse dissonance.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Mari kita sekarang lihat diskusi singkat dari fenomena utama disonansi kognitif. Sebagian besar dari mereka dapat umumnya diatur dalam empat kelompok: (1) selektif paparan informasi, disonansi (2) postdecision, (3) minimal pembenaran (diinduksi kepatuhan), dan (4) kemunafikan induksi.Area pertama teori disonansi penelitian keprihatinan rakyat kecenderungan untuk mengekspos diri mereka sendiri secara selektif informasi. Seperti yang telah ditunjukkan, disonansi adalah negara motivasi permusuhan, oleh karena itu orang secara alami berusaha untuk menghindari situasi yang membangkitkan disonansi. Yang mengatakan, orang lebih suka akan terkena informasi yang mendukung keyakinan mereka saat ini bukan untuk nonsupportive informasi, yang mungkin bisa membangkitkan disonansi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Mari kita beralih ke diskusi singkat dari fenomena disonansi kognitif utama. Sebagian besar dari mereka umumnya dapat diatur ke dalam empat kelompok:. (1) paparan selektif terhadap informasi, (2) postdecision disonansi, (3) pembenaran minimal (diinduksi kepatuhan), dan (4) kemunafikan induksi
Daerah pertama keprihatinan penelitian teori disonansi kecenderungan orang untuk mengekspos diri mereka selektif terhadap informasi. Seperti yang telah ditunjukkan, disonansi adalah sebuah negara motivasi permusuhan, karena orang secara alami mencoba untuk menghindari situasi disonansi-membangkitkan. Artinya, orang-orang lebih memilih untuk terkena informasi yang mendukung keyakinan mereka saat ini daripada informasi yang tidak mendukung, yang mungkin bisa membangkitkan disonansi.