1.3 Change and continuityFrom this

1.3 Change and continuity
From this section to the end of Part 1 (1.3–1.6.6) we now change our tack. So far we have
considered, as promised at the outset, what it is that we take to be ‘new media’ and we have
gone as far as to suggest some defining characteristics. We now take up the question of
what is involved in considering their ‘newness’. Enthusiastic students of media technologies
might wonder why this is a necessary question. Why do we not simply attempt to describe
and analyse the exciting world of media innovation that surrounds us? Writing in this manner
would be at the mercy of what we referred to in the introduction as permanent ‘upgrade culture’
– no sooner published than out of date because it failed to offer any critical purchase on
the field. There are plenty of existing sites for readers to catch up on latest developments
most of which are designed to facilitate the reader’s consumption. Our purpose is to facilitate
critical thinking. In order to do that we need to get beyond the banal pleasures of novelty to
reveal how the ‘new’ is constructed. Our aim here is to enable a clarity of thought often disabled
by the shiny dazzle of novelty. We hope to show that this centrally involves knowing

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

1.3 perubahan dan kontinuitasDari bagian ini ke akhir bagian 1 (1.3-1.6.6) kita sekarang mengubah taktik kami. Sejauh ini kita memilikidianggap, seperti yang dijanjikan pada awalnya, apa itu adalah bahwa kita harus 'new media' dan kami memilikipergi sejauh untuk menyarankan beberapa karakteristik mendefinisikan. Kita sekarang mengambil pertanyaanapa yang terlibat dalam mengingat mereka yang 'baru'. Antusias siswa media teknologimungkin bertanya-tanya mengapa hal ini adalah sebuah pertanyaan yang diperlukan. Mengapa kita lakukan tidak hanya mencoba untuk menggambarkandan menganalisis dunia menarik dari media inovasi yang mengelilingi kita? Menulis dengan cara iniakan pada belas kasihan dari apa yang kita disebut dalam pendahuluan sebagai permanen 'meningkatkan budaya'-tidak cepat diterbitkan daripada usang karena gagal untuk penawaran pembelian kritis padabidang. Ada banyak situs yang ada untuk pembaca untuk mengejar ketinggalan pada perkembangan terbarusebagian besar yang dirancang untuk memudahkan pembaca konsumsi. Tujuan kami adalah untuk memfasilitasiberpikir kritis. Untuk melakukan bahwa kita perlu untuk mendapatkan luar dangkal kenikmatan kebaruan untukmengungkapkan bagaimana 'baru' dibangun. Tujuan kami di sini adalah untuk memungkinkan kejelasan pemikiran sering dinonaktifkanoleh menyilaukan mengkilap Novelty. Kami berharap untuk menunjukkan bahwa ini sentral melibatkan mengetahui

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

1.3 Perubahan dan kontinuitas
Dari bagian ini sampai akhir Bagian 1 (1.3-1.6.6) sekarang kita mengubah taktik kami. Sejauh ini kita telah
dipertimbangkan, seperti yang dijanjikan di awal, apa yang kita ambil untuk menjadi 'media baru' dan kami telah
pergi sejauh untuk menyarankan beberapa ciri-ciri tertentu. Kita sekarang mengambil pertanyaan dari
apa yang terlibat dalam mempertimbangkan 'kebaruan' mereka. Siswa antusias teknologi media
mungkin bertanya-tanya mengapa hal ini adalah pertanyaan penting. Mengapa kita tidak hanya berusaha untuk menggambarkan
dan menganalisis dunia menarik inovasi media yang mengelilingi kita? Menulis dengan cara ini
akan pada belas kasihan apa yang kita disebut dalam pengenalan sebagai 'budaya upgrade' permanen
- tidak lebih cepat daripada yang diterbitkan dari tanggal karena gagal untuk menawarkan pembelian penting di
lapangan. Ada banyak situs yang ada bagi pembaca untuk mengejar perkembangan terbaru
yang sebagian besar dirancang untuk memfasilitasi konsumsi pembaca. Tujuan kami adalah untuk memfasilitasi
berpikir kritis. Untuk melakukan itu kita perlu melampaui kesenangan dangkal kebaruan untuk
mengungkapkan bagaimana 'baru' dibangun. Tujuan kami di sini adalah untuk mengaktifkan kejernihan pikiran sering dinonaktifkan
oleh menyilaukan mengkilap kebaruan. Kami berharap untuk menunjukkan bahwa ini terpusat melibatkan mengetahui