PROINFA has two phases. The first w

PROINFA has two phases. The first will install 3,300 megawatts of electricity-generating capacity based on biomass, small hydro power plants and wind power. This represents just under one per cent of the total electricity production in 2002. PROINFA's second phase was intended to increase the share of these sources to ten per cent. But new regulations in the power sector have necessitated a review of this target, and PROINFA's second phase is not yet defined.

Stimulating large hydropower investments
Lula da Silva's national government administration changed the power sector regulations, to increase the attractiveness of, and opportunities for, private investments in hydropower generation. The new regulations mean that hydropower projects cannot be presented to public tender until after the governmental energy planning agency grants an environmental licence. The aim is to reduce environmental risks to investors, and to stimulate hydropower investments.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

PROINFA memiliki dua fase. Pertama akan menginstal 3.300 megawatt kapasitas listrik yang menghasilkan berdasarkan biomassa, pembangkit listrik tenaga air kecil dan tenaga angin. Ini sesungguhnya hanya satu persen dari total produksi listrik di tahap kedua 2002. PROINFA ini dimaksudkan untuk meningkatkan pangsa sumber-sumber ini sampai sepuluh persen. Tapi peraturan baru di sektor listrik telah mengharuskan review dari target ini, dan tahap kedua PROINFA ini belum ditentukan.

Merangsang investasi pembangkit listrik tenaga air besar
pemerintahan nasional Lula da Silva mengubah peraturan sektor listrik, untuk meningkatkan daya tarik, dan kesempatan untuk, investasi swasta di pembangkit listrik tenaga air. Peraturan baru berarti bahwa proyek PLTA tidak dapat disajikan kepada pelelangan umum sampai setelah badan perencanaan energi pemerintah memberikan izin lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko lingkungan untuk investor, dan untuk merangsang investasi tenaga air.