Harry Potter fans and Twilight fans

Harry Potter fans and Twilight fans generally come from two very different worlds. Potter is for dweebs. Twilight is for emos. Yes, it can be argued that both series have diverse fan bases that run that gamut from little kids to grandmas, but that’s not fun. Generalizing is where it’s at. Emo kids are “dark.” They speak in bad poetry and overly descriptive prose. They are tortured by the fact that their lovers left them bleeding and alone, dying for more, gasping just to catch a small breath. Dweebs never had the lover to begin with. They hang out in the darkest corners of their respective high schools, playing wizard games and Dungeons and Dragons. They go to that awkward store in the mall that sells swords and Lord of the Rings memorabilia. They don’t just look around in awe at the existence of such a store; they actually buy stuff. So I guess both groups of are pretty lame. But at least dweebs are usually smart, right?

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Penggemar Harry Potter dan penggemar Twilight umumnya berasal dari dua dunia yang sangat berbeda. Potter adalah untuk dweebs. Senja adalah untuk emos. Ya, bisa dikatakan bahwa kedua seri memiliki beragam basis penggemar yang menjalankan gamut itu dari anak-anak kecil untuk nenek, tapi itu tidak menyenangkan. Generalisasi adalah tempat di. Anak-anak emo "dark." Mereka berbicara buruk puisi dan prosa terlalu deskriptif. Mereka disiksa oleh fakta bahwa kekasih mereka meninggalkan mereka pendarahan dan sendirian, mati untuk lebih, terengah-engah hanya untuk menangkap napas kecil. Dweebs pernah kekasih untuk mulai dengan. Mereka hang out di sudut-sudut gelap mereka masing-masing sekolah tinggi, bermain permainan wizard dan Dungeons & Dragons. Mereka pergi ke toko yang canggung di mal yang menjual pedang dan Tuhan memorabilia cincin. Mereka tidak hanya terlihat di sekitar kagum pada keberadaan toko seperti; mereka benar-benar membeli barang-barang. Jadi kurasa kedua kelompok cukup lemah. Tapi setidaknya dweebs biasanya cerdas, kan?

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penggemar Harry Potter dan Twilight penggemar umumnya berasal dari dua dunia yang sangat berbeda. Potter adalah untuk dweebs. Twilight adalah untuk EMO. Ya, bisa dikatakan bahwa kedua seri memiliki basis penggemar yang beragam yang menjalankan keseluruhan bahwa dari kecil anak-anak untuk nenek, tapi itu tidak menyenangkan. Generalisasi adalah di mana itu di. Anak emo adalah "gelap." Mereka berbicara dalam puisi dan prosa buruk terlalu deskriptif. Mereka disiksa oleh fakta bahwa kekasih mereka meninggalkan mereka berdarah dan sendirian, mati selama lebih, terengah-engah hanya untuk menangkap napas kecil. Dweebs pernah memiliki kekasih untuk memulai. Mereka nongkrong di sudut-sudut tergelap dari sekolah tinggi masing-masing, bermain game penyihir dan Dungeons and Dragons. Mereka pergi ke toko yang canggung di mal yang menjual pedang dan Lord of the Rings memorabilia. Mereka tidak hanya melihat-lihat kagum pada keberadaan toko seperti; mereka benar-benar membeli barang. Jadi saya kira kedua kelompok yang cukup lemah. Tapi setidaknya dweebs biasanya pintar, kan?