Latar Belakang: Berat badan lahir merupakan faktor penentu penting dari kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Ini juga merupakan subjek penyelidikan klinis dan epidemiologis. Penelitian ini direncanakan untuk mengetahui faktor-faktor epidemiologi terkait dengan berat badan lahir rendah (BBLR) antara kelahiran di lembaga sehingga rekomendasi yang sesuai dapat dilakukan untuk mencegah BBLR.
Tujuan: Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor ibu yang mungkin memiliki mereka asosiasi, jika ada dengan BBLR.
Bahan dan Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan di rumah sakit perawatan tersier antara 350 ibu memberikan neonatus hidup lahir di tempat penelitian. Semua bayi ditimbang dalam waktu 24 jam setelah melahirkan. Bayi-bayi ditimbang pada jenis balok berat mesin hingga 20 g akurasi. BBLR didefinisikan sebagai berat lahir <2500 gram. Semua ibu diperiksa dan diwawancarai dalam waktu 24 jam setelah melahirkan dan temuan dicatat. Analisis dilakukan dengan menggunakan Epi Info paket.
Hasil: Dalam penelitian ini, 40,0% ibu melahirkan bayi BBLR. Temuan menunjukkan bahwa usia kehamilan kurang dari 37 minggu (76,5%), usia ibu kurang dari 20 tahun (58,5%), pemeriksaan teratur antenatal (70,5%), tinggi ibu kurang dari 150 cm (68,5%), berat badan ibu kurang dari 50 kg (76,1%), hemoglobin kurang dari 10 gm / dl (60,5%), pekerjaan fisik yang berat (78%), dan mengunyah tembakau (58,5%) merupakan penentu signifikan BBLR.
Kesimpulan: Studi kami menunjukkan bahwa usia kehamilan, usia ibu, pemeriksaan rutin antenatal, tinggi ibu, berat badan ibu, anemia, pekerjaan fisik, dan mengunyah tembakau merupakan penentu signifikan BBLR. Prevalensi BBLR dapat dikurangi dengan meningkatkan usia kehamilan, pemeriksaan antenatal yang teratur, diet skor selama periode antenatal, istirahat yang cukup selama periode antenatal, dan menghindari mengunyah tembakau.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..