At one end of the range, you have t

At one end of the range, you have the simplicity of a children’s story, like The Tale of Peter Rabbit. At the other, there is the mammoth and sprawling canvas of books like The Lord of the Rings, which comes complete with interspersed songs about totally unrelated events from the fictional history of Middle-Earth and citations in several completely fabricated languages such as Dwarf and Elvish. It is a daunting step upward from Peter Rabbit to The Lord of the Rings, and still further to complex Russian novels like War and Peace or Crime and Punishment, where every character seems to have at least three different names and a deeply tortured relationship with his or her soul. When you read such books, there are often times when you wish for an accompanying wizard to shed a little light on what is going on.
THE BOOK OF NUMBERS — A COMPLEX BOOK
The Bible too is made up of books of varying complexity or, perhaps, different kinds of profundity. Even the simplest tale in the Bible, such as the epic battle of David and Goliath, is actually far more profound on close reading than it at first appears. The Bible is, to paraphrase something Augustine once said, shallow enough for a child to paddle in and yet at the same time deep enough to drown an elephant. There are really no simple tales in the Bible. Yet even having said that, there are some books of the Bible where the elephant will disappear from view more easily and in which the child sees little benefit in splashing.
The Book of Numbers is certainly no Peter Rabbit story: it is a complex and involved tale that, like Tolkien’s mines of Moria, seems likely to swallow up the unwary. At the same time, however, this too is the Word of God, all of which is inspired and profitable for reproof, correction, and training in righteousness (2 Timothy 3:16). There is a blessing attached to the reading and hearing of God’s Word, and it is my prayer that over the course of these chapters, with the guiding of the Holy Spirit, we will unfold some of the riches of this book.
THE BOOK OF NUMBERS — A CHRIST-CENTERED BOOK
Nor is the book of Numbers simply a book about ancient Old Testament history. The gospel is not a New Testament invention; on the contrary, it is the center of the whole Bible. When Jesus caught up with the dispirited disciples on the road to Emmaus that first Easter Sunday, he rebuked them for being “foolish” and “slow of heart” because they had failed to recognize that fact (Luke 24:25). Then, taking them on a tour of the Old Testament, beginning with Moses (Genesis to Deuteronomy) and continuing through all the Prophets (Joshua to Malachi), he showed them how obvious it should have been that the Christ had to suffer death and then enter his glory (vv. 26, 27). Sometimes we may wish that we had been able to eavesdrop on that conversation, because it may not always be immediately obvious to us as we skim the book of Numbers exactly how this book points to the sufferings of Christ and the glories that will follow. Yet if we approach the book with an understanding of this apostolic hermeneutical key,1 we will find that what seemed at first sight dusty and irrelevant antiquities open up their pages to us and yield rich food for our souls.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

di salah satu ujung jangkauan, Anda memiliki kesederhanaan cerita anak-anak, seperti kisah peter kelinci. di sisi lain, ada mammoth dan luas kanvas buku seperti lord of the rings, yang datang lengkap dengan lagu-lagu diselingi tentang peristiwa sama sekali tidak terkait dari sejarah fiksi tengah-bumi dan kutipan dalam beberapa bahasa benar-benar dibuat seperti kurcaci dan elf .itu adalah langkah yang menakutkan ke atas dari peter kelinci ke lord of the rings, dan masih lebih lanjut untuk novel Rusia kompleks seperti perang dan perdamaian atau kejahatan dan hukuman, di mana setiap karakter tampaknya memiliki setidaknya tiga nama yang berbeda dan hubungan sangat disiksa dengan nya atau jiwanya. ketika Anda membaca buku-buku tersebut,sering ada saat-saat ketika Anda ingin untuk wizard yang menyertainya untuk menumpahkan sedikit cahaya pada apa yang sedang terjadi.
Buku nomor - buku kompleks
Alkitab juga terdiri dari buku-buku dari berbagai kompleksitas atau, mungkin, berbagai jenis kedalaman. bahkan kisah sederhana dalam Alkitab, seperti pertempuran epik david dan goliath,sebenarnya jauh lebih besar pada pembacaan dekat daripada itu pada awalnya muncul. Alkitab adalah, untuk parafrase sesuatu augustine pernah berkata, cukup dangkal untuk anak untuk mendayung dan namun pada saat yang sama cukup dalam untuk menenggelamkan gajah. ada benar-benar tidak ada cerita sederhana dalam Alkitab. bahkan belum setelah mengatakan bahwa,ada beberapa buku dari Alkitab di mana gajah akan menghilang dari pandangan yang lebih mudah dan di mana anak melihat sedikit manfaat dalam percikan.
Buku nomor tentu ada cerita kelinci peter: itu adalah kisah yang kompleks dan melibatkan bahwa, seperti tambang Tolkien dari moria, tampaknya akan menelan waspada. pada saat yang sama, bagaimanapun, ini juga adalah firman Tuhan,semua yang terinspirasi dan menguntungkan bagi teguran, koreksi, dan mendidik orang dalam kebenaran (2 timothy 3:16). ada berkat melekat pada membaca dan mendengar firman Tuhan, dan itu adalah doa saya bahwa selama pasal-pasal ini, dengan membimbing roh kudus, kita akan terungkap beberapa kekayaan buku ini.
Buku nomor - buku christ berpusat
juga adalah buku nomor hanya sebuah buku tentang sejarah Perjanjian Lama kuno. Injil bukanlah penemuan bukti baru, sebaliknya, itu adalah pusat dari seluruh Alkitab. ketika jesus tertangkap dengan para murid putus asa di jalan ke Emaus bahwa easter sunday pertama, ia menegur mereka karena "bodoh" dan "slow hati" karena mereka telah gagal untuk mengakui bahwa fakta (Lukas 24:25).kemudian, membawa mereka pada tur Perjanjian Lama, dimulai dengan moses (genesis untuk Ulangan) dan terus berlanjut sampai semua nabi (joshua ke malachi), ia menunjukkan kepada mereka bagaimana jelas itu seharusnya bahwa Kristus harus menderita kematian dan kemudian masuk ke dalam kemuliaan-Nya (ayat 26, 27). kadang-kadang kita mungkin berharap bahwa kita telah mampu menguping pembicaraan itu,karena mungkin tidak selalu segera jelas bagi kami karena kami skim kitab angka persis bagaimana poin buku ini kepada penderitaan Kristus dan tentang segala kemuliaan yang akan mengikuti. namun jika kita mendekati buku dengan pemahaman tentang kunci ini hermeneutis apostolik,1 kita akan menemukan bahwa apa yang tampak pada pandangan pertama barang antik berdebu dan tidak relevan membuka halaman mereka kepada kami dan menghasilkan makanan yang kaya bagi jiwa kita.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pada salah satu ujung kisaran, Anda memiliki kesederhanaan cerita anak-anak, seperti The Tale of Peter Rabbit. Di sisi lain, ada kanvas raksasa dan luas dari buku-buku seperti The Lord of the Rings, yang datang lengkap dengan interspersed lagu tentang peristiwa-peristiwa yang sama sekali tidak terkait dari fiksi sejarah Middle-Earth dan kutipan dalam beberapa bahasa yang benar-benar palsu seperti kurcaci dan Elvish. Ini adalah langkah yang menakutkan ke atas dari Peter Rabbit untuk Tuhan cincin, dan masih lebih kompleks Rusia novel seperti perang dan damai atau kejahatan dan hukuman, dimana setiap karakter tampaknya memiliki setidaknya tiga nama yang berbeda dan hubungan yang sangat disiksa dengan jiwa nya. Ketika Anda membaca buku-buku tersebut, sering ada kalanya Anda ingin untuk wizard menyertainya meneteskan sedikit cahaya pada apa yang terjadi.
Kitab BILANGAN-A KOMPLEKS BOOK
Alkitab juga terdiri dari buku-buku berbagai kompleksitas atau, mungkin, berbagai jenis kedalaman. Bahkan kisah sederhana dalam Alkitab, pada pertempuran epik Daud dan Goliat, ini sebenarnya jauh lebih mendalam pada membaca daripada awalnya muncul. Alkitab adalah, untuk parafrase sesuatu Augustine setelah berkata, cukup dangkal untuk anak untuk mendayung di dan namun pada saat yang sama cukup dalam untuk menenggelamkan Gajah. Ada benar-benar tidak ada cerita sederhana dalam Alkitab. Namun bahkan setelah mengatakan bahwa, ada beberapa buku-buku Alkitab mana Gajah akan hilang dari pandangan lebih mudah dan di mana anak melihat sedikit keuntungan dalam percikan.
Dalam buku Bilangan ini tentu tidak ada cerita Peter Rabbit: ini adalah kisah rumit dan terlibat itu, seperti tambang Tolkien Moria, tampaknya menelan waspada. Pada saat yang sama, namun, ini juga adalah Firman Allah, Semua itu merupakan terinspirasi dan menguntungkan untuk teguran, koreksi dan pelatihan dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Ada berkat melekat pada membaca dan mendengar Firman Tuhan, dan ini adalah doa saya bahwa selama bab-bab ini, dengan bimbingan Roh Kudus, kita akan terungkap beberapa kekayaan buku ini.
BUKU BILANGAN — BERPUSAT PADA KRISTUS BUKU
Juga tidak hanya sebuah buku tentang sejarah kuno perjanjian lama dalam buku Bilangan. Injil bukanlah sebuah penemuan perjanjian baru; Sebaliknya, itu adalah pusat keseluruhan Alkitab. Ketika Yesus tertangkap dengan murid-murid mereka yang putus asa pada jalan menuju Emaus hari Minggu Paskah yang pertama, dia memarahi mereka untuk menjadi "bodoh" dan "lambat hati" karena mereka telah gagal untuk mengenali fakta itu (Lukas 24:25). Kemudian, mengambil mereka dalam tur perjanjian lama, dimulai dengan Musa (Kejadian ke Ulangan) dan terus melalui semua nabi (Yosua sampai Maleakhi), dia menunjukkan kepada mereka bagaimana jelas seharusnya bahwa Kristus harus menderita kematian dan kemudian masukkan kemuliaan-Nya (ayat 26, 27). Kadang-kadang kita dapat berharap bahwa kami telah mampu menguping percakapan itu, karena itu mungkin tidak selalu segera jelas kepada kita seperti kita skim dalam buku Bilangan persis bagaimana buku ini menunjuk ke penderitaan Kristus dan kemuliaan yang akan mengikuti. Namun jika kita mendekati buku dengan pemahaman tentang kunci hermeneutical apostolik ini,1 kita akan menemukan bahwa apa yang tampak pada pandangan pertama berdebu dan tidak relevan antiquities membuka halaman mereka kepada kami dan menghasilkan makanan yang kaya bagi jiwa-jiwa kami.