In terms of incentives, the Orphan

In terms of incentives, the Orphan Drug Act of 1983 provides marketing
exclusivity, tax incentives, and research grants for companies engaging
in research on rare “orphan” diseases that affect a small share of
the population. Similarly, the Hatch-Waxman Act of 1984 extends the
period of exclusivity granted by drug patents in order to compensate for
time lost in FDA approvals.51 These extensions are meant to encourage not
only the initial R&D that leads to the discovery of patentable drug inventions,
but the expensive and time-consuming testing and commercialization
of inventions after their discovery. In fact, according to one estimate,
close to 50% of expenditures take place post-patenting. Although postpatenting
development activities are highly worthwhile and for all practical
purposes required in order for the public to benefit from the patented
innovation, they are not necessarily “innovative” in the sense typically
thought of, especially given that they are carried out downstream from the
patentable invention, often by parties other than the inventor.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam hal insentif, Orphan Drug Act tahun 1983 menyediakan pemasaraneksklusivitas, insentif pajak dan penelitian hibah untuk perusahaan terlibatdalam penelitian penyakit "anak yatim" langka yang mempengaruhi kecil berbagipopulasi. Demikian pula, tindakan Hatch-Waxman 1984 meluasperiode eksklusivitas diberikan oleh obat paten dalam rangka untuk mengkompensasiwaktu yang hilang di FDA approvals.51 ekstensi ini dimaksudkan untuk mendorong tidakhanya awal R & D yang mengarah ke penemuan penemuan obat dipatenkan,tapi mahal dan memakan waktu pengujian dan komersialisasipenemuan setelah penemuan mereka. Bahkan, menurut suatu perkiraan,hampir 50% dari pengeluaran mengambil tempat pasca paten. Meskipun postpatentingkegiatan pengembangan sangat berguna dan praktis semuatujuan yang diperlukan dalam rangka untuk umum untuk memperoleh manfaat dari dipatenkaninovasi, mereka tidak selalu "inovatif" dalam arti biasanyaberpikir, terutama mengingat bahwa mereka dilakukan hilir daripenemuan yang dipatenkan, sering dengan pihak selain penemu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam hal insentif, UU Orphan Drug 1983 menyediakan pemasaran
eksklusivitas, insentif pajak, dan hibah penelitian untuk perusahaan yang bergerak
dalam penelitian tentang langka "yatim" penyakit yang mempengaruhi sebagian kecil dari
populasi. Demikian pula, Hatch-Waxman Act of 1984 memperpanjang
periode eksklusivitas yang diberikan oleh obat paten untuk mengimbangi
waktu yang hilang di FDA approvals.51 ekstensi ini dimaksudkan untuk mendorong tidak
hanya awal R & D yang mengarah ke penemuan penemuan obat dipatenkan ,
tapi mahal dan memakan waktu pengujian dan komersialisasi
penemuan setelah penemuan mereka. Bahkan, menurut salah satu perkiraan,
hampir 50% dari pengeluaran berlangsung pasca-paten. Meskipun postpatenting
kegiatan pembangunan sangat berharga dan untuk semua praktis
tujuan diperlukan agar masyarakat untuk mendapatkan keuntungan dari dipatenkan
inovasi, mereka tidak selalu "inovatif" dalam arti biasanya
memikirkan, terutama mengingat bahwa mereka dilakukan hilir dari
dipatenkan Penemuan, sering oleh pihak lain selain penemu.