The Great Depression was a severe w

The Great Depression was a severe worldwide economic depression in the decade preceding World War II. The timing of the Great Depression varied across nations, but in most countries it started in 1930 and lasted until the late 1930s or middle 1940s.[1] It was the longest, deepest, and most widespread depression of the 20th century.[2]

In the 21st century, the Great Depression is commonly used as an example of how far the world's economy can decline.[2] The depression originated in the United States, after the fall in stock prices that began around September 4, 1929, and became worldwide news with the stock market crash of October 29, 1929 (known as Black Tuesday).

The Great Depression had devastating effects in countries rich and poor. Personal income, tax revenue, profits and prices dropped, while international trade plunged by more than 50%. Unemployment in the U.S. rose to 25%, and in some countries rose as high as 33%.[3]

Cities all around the world were hit hard, especially those dependent on heavy industry. Construction was virtually halted in many countries. Farming and rural areas suffered as crop prices fell by approximately 60%.[4][5][6] Facing plummeting demand with few alternate sources of jobs, areas dependent on primary sector industries such as cash cropping, mining and logging suffered the most.[7]

Some economies started to recover by the mid-1930s. In many countries, the negative effects of the Great Depression lasted until after the end of World War II.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Depresi besar ini adalah depresi ekonomi parah di seluruh dunia dalam dekade sebelum Perang Dunia II. Waktu depresi besar bervariasi di seluruh bangsa, tetapi di sebagian besar negara itu dimulai pada tahun 1930 dan berlangsung sampai akhir 1930-an atau tengah tahun 1940-an.[1] ini adalah depresi terpanjang, terdalam dan paling luas dari abad ke-20.[2]Di abad 21, depresi besar umumnya digunakan sebagai contoh dari seberapa jauh di dunia ekonomi dapat menurun.[2] depresi yang berasal dari Amerika Serikat, setelah jatuhnya harga saham yang dimulai sekitar 4 September 1929, dan menjadi berita di seluruh dunia dengan pasar saham crash pada 29 Oktober 1929 (dikenal sebagai Black Selasa).Depresi besar memiliki pengaruh yang sangat buruk di negara-negara kaya dan miskin. Personal pendapatan, pajak pendapatan, laba, dan harga turun, sementara perdagangan internasional jatuh oleh lebih dari 50%. Pengangguran di AS mawar 25%, dan di beberapa negara naik setinggi 33%.[3]Kota-kota di seluruh dunia yang menghantam keras, terutama mereka yang bergantung pada industri berat. Konstruksi dihentikan hampir di banyak negara. Wilayah pedesaan dan pertanian yang menderita sebagai tanaman harga turun sekitar 60%.[4][5][6] menghadapi permintaan jatuh dengan beberapa alternatif sumber pekerjaan, daerah bergantung pada utama sektor industri seperti uang tunai tanam, pertambangan dan penebangan yang paling menderita.[7]Beberapa perekonomian mulai pulih dengan pertengahan tahun 1930-an. Di banyak negara, dampak negatif dari depresi besar berlangsung sampai setelah akhir Perang Dunia II.