On nearer approach, he was still mo

On nearer approach, he was still more surprised at the singularity of the stranger’s appearance. He was a short, square-built old fellow, with thick bushy hair, and a grizzled beard. His dress was of the antique Dutch fashion—a cloth jerkin strapped around the waist—several pair of breeches, the outer one of ample volume, decorated with rows of buttons down the sides, and bunches at the knees. He bore on his shoulders a stout keg, that seemed full of liquor, and made signs for Rip to approach and assist him with the load. Though rather shy and distrustful of this new acquaintance, Rip complied with his usual alacrity, and mutually relieving one another, they clambered up a narrow gully, apparently the dry bed of a mountain torrent. As they ascended, Rip every now and then heard long rolling peals, like distant thunder, that seemed to issue out of a deep ravine, or rather cleft between lofty rocks, toward which their rugged path conducted. He paused for an instant, but supposing it to be the muttering of one of those transient thunder showers which often take place in mountain heights, he proceeded

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pada pendekatan semakin dekat, ia terkejut masih lebih singulariti penampilan orang asing. Dia adalah pendek, dibangun square tua fellow, dengan rambut lebat yang tebal, dan janggut beruban. Gaun nya itu antik Belanda mode — jerkin kain yang diikat di sekitar pinggang-beberapa sepasang celana, salah satu luar volume yang cukup luas, dihiasi dengan baris tombol menuruni sisi, dan tandan di lutut. Ia menanggung di atas bahunya Tong gemuk, yang tampak penuh minuman keras, dan membuat tanda-tanda untuk Rip untuk mendekati dan membantu dia dengan beban. Meskipun agak pemalu dan distrustful kenalan baru ini, Rip mematuhi sigap biasa nya, dan saling menghilangkan satu sama lain, mereka naik ke selokan sempit, rupanya tempat tidur kering torrent gunung. Ketika mereka naik, Rip setiap sekarang dan kemudian mendengar gemuruh panjang bergulir, seperti guntur di kejauhan, yang tampaknya untuk mengeluarkan dari jurang dalam, atau lebih tepatnya sumbing antara batu mulia, ke arah mana jalan kasar mereka dilakukan. Dia berhenti untuk sekejap, tetapi seandainya menjadi bergumam salah satu dari mereka sementara thunder shower yang sering berlangsung di gunung tinggi, dia melanjutkan

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pada pendekatan lebih dekat, dia masih lebih terkejut dengan singularitas dari penampilan asing. Dia pendek, rekan persegi dibangun tua, dengan rambut lebat tebal, dan janggut beruban. Gaun nya adalah dari antik Belanda mode rompi kain diikatkan di pinggang pasangan-beberapa celana, satu luar volume yang cukup, dihiasi dengan deretan tombol di sisi, dan tandan di bagian lutut. Dia menanggung di pundaknya tong gemuk, yang tampak penuh minuman keras, dan membuat tanda-tanda untuk Rip untuk mendekati dan membantu dia dengan beban. Meskipun agak pemalu dan tidak percaya dari kenalan baru ini, Rip memenuhi sigap biasa, dan saling menghilangkan satu sama lain, mereka memanjat sebuah parit sempit, rupanya tidur kering dari torrent gunung. Saat mereka naik, Rip setiap sekarang dan kemudian mendengar gemuruh panjang bergulir, seperti guntur di kejauhan, yang tampaknya untuk mengeluarkan keluar dari jurang yang dalam, atau lebih tepatnya sumbing antara batuan mulia, ke arah mana jalan kasar mereka dilakukan. Dia berhenti sesaat, tetapi seandainya itu menjadi bergumam dari salah satu kamar mandi guntur sementara yang sering terjadi di ketinggian gunung, ia melanjutkan