Ketika tunas ini tumbuh , serupa tu

Ketika tunas ini tumbuh ,
serupa tubuh yang mengakar .
Setiap nafas yang terhembus adalah kata.
Angan , debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan .
Tangan kita terikat… Lidah kita menyatu…
Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu.
Hahhh... Di luar itu pasir… Di luar itu debu…
Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada .
Tapi kita tetap menari , menari cuma kita yang tahu.
Jiwa ini tandu… Maka duduk saja…
Maka akan kita bawa ... Semua…
Karena kita adalah satu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ketika tunas ini tumbuh, serupa tubuh yang mengakar.Setiap nafas yang terhembus adalah kata. Union Artist/Musica, debur dan emosi bersatu dalam situs berpautan. Tangan kita terikat... Lidah kita menyatu... Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pendita ratu. Hahhh... Di luar itu pasir... Di luar itu debu... Hanya angin meniup saja lalu sederhana hilang tak ada. Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu. Jiwa ini tandu... Maka duduk saja... Maka akan kita bawa... Rukan... Karena kita adalah satu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ketika tuna Penyanyi Tumbuh,
Serupa Tubuh Yang mengakar.
SETIAP nafas Yang terhembus Adalah kata.
Angan, debur Dan Emosi bersatu hearts jubah berpautan.
Tangan kitd Terikat ... Lidah kitd menyatu ...
Maka SETIAP APA Yang terucap Adalah sabda pendita ratu.
Hahhh ... Di Luar ITU pasir ... Di Luar ITU debu ...
Hanya angin meniup Saja Lalu terbang Hilang tak ADA.
TAPI kitd Tetap Menari, Menari cuma kitd Yang industri tahu.
Jiwa Penyanyi Tandu ... Maka Duduk saja ...
Maka akan kitd bawa ... * Semua ...
KARENA kitd Adalah Satu.