According to Jensen [4,11,12], the

According to Jensen [4,11,12], the FCF hypothesis stated that as free cash flows became too lavish to the firm, the management tended to increase perquisite consumption and devour more corporate resources, thus causing a loss in firm value. However, the FCF hypothesis failed to address how FCF would impact on agency costs. Thus, hypothesis 1 was proposed to state the inverse relationship between free cash flows and agency costs.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Menurut Jensen [4,11,12], hipotesis FCF menyatakan bahwa sebagai arus kas bebas menjadi terlalu mewah untuk perusahaan, manajemen cenderung untuk meningkatkan penghasilan tambahan konsumsi dan memakan sumber daya lebih perusahaan, sehingga menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Namun, hipotesis FCF gagal untuk mengatasi bagaimana FCF akan berdampak pada biaya keagenan. Dengan demikian, hipotesa 1 diusulkan untuk negara invers hubungan arus kas bebas dan biaya keagenan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Menurut Jensen [4,11,12], hipotesis FCF menyatakan bahwa arus kas bebas menjadi terlalu mewah untuk perusahaan, manajemen cenderung meningkatkan konsumsi prasyarat dan melahap lebih banyak sumber daya perusahaan, sehingga menyebabkan kerugian dalam nilai perusahaan. Namun, hipotesis FCF gagal untuk mengatasi bagaimana FCF akan berdampak pada biaya agensi. Dengan demikian, hipotesis 1 diusulkan untuk menyatakan hubungan terbalik antara arus kas bebas dan biaya agensi.