Rule 1: In Islam, it is forbidden (

Rule 1: In Islam, it is forbidden (haram) to abort the fetus and if this is done, it would result in the Diyah1 having to be paid. The Diyah is the responsibility of the person who was in charge of carrying out the abortion.

If the doctor was to perform it through an operation or by injecting some medication into the woman and through this act of his, the child was aborted, then he is responsible.

If it was the mother herself who ate some pills or was to use something else that the doctor prescribed for her to take, then the mother would be responsible.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Aturan 1: Dalam Islam, hal ini dilarang (haram) untuk membatalkan janin dan jika ini dilakukan, hal itu akan mengakibatkan Diyah1 harus dibayar. Hukum tersebut adalah tanggung jawab orang yang bertugas melaksanakan aborsi.Jika dokter untuk melakukan itu melalui operasi atau dengan menyuntikkan beberapa obat menjadi wanita dan melalui undang-undang ini nya, anak itu dibatalkan, maka ia bertanggung jawab.Jika ibu dirinya yang makan beberapa pil atau digunakan untuk sesuatu yang lain yang diresepkan dokter untuk mengambil, maka ibu akan bertanggung jawab.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aturan 1: Dalam Islam, dilarang (haram) untuk menggugurkan janin dan jika hal ini dilakukan, akan mengakibatkan Diyah1 harus dibayar. The Diyah adalah tanggung jawab orang yang bertanggung jawab melaksanakan aborsi.

Jika dokter itu untuk melakukan hal itu melalui operasi atau dengan menyuntikkan beberapa obat ke wanita itu dan melalui tindakan ini nya, anak itu dibatalkan, maka dia bertanggung jawab.

Jika itu adalah ibu sendiri yang makan beberapa pil atau adalah menggunakan sesuatu yang lain bahwa dokter diresepkan baginya untuk mengambil, maka ibu akan bertanggung jawab.