Myhill (2009) also supports that th

Myhill (2009) also supports that the term diglossia has generally been used to describe
a situation in which the spoken language in a community, known as L (for ‘low’) differs
significantly from its written language, known as H (for ‘high’), with the understanding
that in some cases L may have some limited written usages (e.g.: for folk poetry, songs,
children’s books, etc.) while conversely in some cases H may have some spoken usages (e.g.:
in television news, the language in which teachers speak to students in the formal situation,
etc.).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Myhill (2009) juga mendukung bahwa sedangkan istilah umumnya telah digunakan untuk menggambarkansituasi di mana bahasa yang diucapkan di sebuah komunitas, dikenal sebagai L (untuk 'rendah') berbedasecara signifikan dari bahasa tertulis, dikenal sebagai H (untuk 'tinggi'), dengan pemahamanbahwa dalam beberapa kasus L mungkin memiliki beberapa yang terbatas penggunaan tertulis (misalnya: puisi rakyat, lagu,buku anak-anak, dll.) Sementara sebaliknya dalam beberapa kasus H mungkin memiliki beberapa penggunaan lisan (misalnya:dalam Berita televisi, bahasa di mana guru berbicara kepada mahasiswa dalam situasi resmi,dll).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Myhill (2009) juga mendukung bahwa diglosia istilah umumnya digunakan untuk menggambarkan
situasi di mana bahasa yang digunakan di masyarakat, yang dikenal sebagai L (untuk 'rendah') berbeda
secara signifikan dari bahasa tertulisnya, dikenal sebagai H (untuk 'tinggi '), dengan pengertian
bahwa dalam beberapa kasus L mungkin memiliki beberapa terbatas penggunaan tertulis (misalnya: puisi rakyat, lagu,
buku anak-anak, dll) sedangkan sebaliknya dalam beberapa kasus H mungkin memiliki beberapa penggunaan diucapkan (misalnya:
di berita televisi, bahasa di mana guru berbicara kepada siswa dalam situasi formal,
dll).