Recruitment System Case StudyThe co

Recruitment System Case Study
The company is a large, high-profile, Sydney-based organisation. For privacy reasons we’ll call them “CompanyX”. This company sourced most of their candidates using manual procedures. They were using a series of spreadsheets, supported by various other paperbased methods and email. In other words, they were running their recruitment processes on the assumption that there would be minimal human error. The main problem, however, was the lack of a consistent recruitment system across the company – each department had made up their own processes. Clearly, there were potential compliance issues. As a result, there was no way to control candidate care, and candidate applications simply took too long. Many candidates found other positions before Company X even had the chance to conduct interviews. In some cases, applications were completely lost “in the system”. Candidates started to feel like they had submitted their resume into a black hole. As a result, the company’s status as a reputable employer was compromised.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Studi kasus sistem perekrutanPerusahaan adalah sebuah organisasi yang besar, high-profile, Sydney yang berbasis. Untuk alasan privasi kami akan menyebut mereka "CompanyX". Perusahaan ini bersumber sebagian besar kandidat mereka menggunakan prosedur manual. Mereka menggunakan serangkaian spreadsheet, didukung oleh berbagai metode paperbased dan email. Dengan kata lain, mereka akan lari proses perekrutan mereka pada asumsi bahwa akan ada kesalahan manusia yang minimal. Masalah utama, namun, adalah kurangnya sistem perekrutan konsisten di seluruh perusahaan-masing-masing departemen telah membuat proses mereka sendiri. Jelas, ada potensi masalah kepatuhan. Akibatnya, tidak ada kemungkinan untuk mengontrol calon perawatan, dan calon aplikasi hanya terlalu lama. Banyak calon menemukan posisi lain sebelum X perusahaan bahkan memiliki kesempatan untuk melakukan wawancara. Dalam beberapa kasus, aplikasi benar-benar hilang "dalam sistem". Kandidat mulai merasa seperti mereka telah mengirimkan resume mereka ke dalam lubang hitam. Sebagai akibatnya, status perusahaan sebagai majikan reputasi dikompromikan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Rekrutmen Sistem Studi Kasus
Perusahaan ini adalah, profil tinggi, organisasi yang berbasis di Sydney yang besar. Untuk alasan privasi kami akan memanggil mereka "CompanyX". Perusahaan ini bersumber sebagian besar calon mereka menggunakan prosedur manual. Mereka menggunakan serangkaian spreadsheet, didukung oleh berbagai metode paperbased lain dan email. Dengan kata lain, mereka menjalankan proses perekrutan mereka pada asumsi bahwa akan ada minimal kesalahan manusia. Masalah utama, bagaimanapun, adalah kurangnya sistem rekrutmen yang konsisten di seluruh perusahaan - masing-masing departemen telah dibuat proses mereka sendiri. Jelas, ada potensi masalah kepatuhan. Akibatnya, tidak ada cara untuk mengontrol perawatan calon, dan aplikasi calon hanya mengambil terlalu lama. Banyak kandidat menemukan posisi lain sebelum Perusahaan X bahkan memiliki kesempatan untuk melakukan wawancara. Dalam beberapa kasus, aplikasi benar-benar hilang "dalam sistem". Calon mulai merasa seperti mereka telah mengajukan lamaran mereka ke dalam lubang hitam. Akibatnya, status perusahaan sebagai majikan terkemuka dikompromikan.