For tropical scleractinian corals,

For tropical scleractinian corals, the end of the pelagic larval phase
is marked by descent to the benthos, selection of a suitable settlement
site by chemical and physical cues, and metamorphosis into a polyp
with tentacles and a calcified basal plate (reviewed in Gleason and
Hofmann, 2011). These events involve profound changes in behavior,
structure, physiology, and nutrition (Gleason and Hofmann, 2011),
and are influenced by the extent to which larvae are associated with
Symbiodinium symbionts and can utilize autotrophy to meet their
energy requirements (Edmunds et al., 2001).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Untuk karang tropis scleractinian, akhir tahap larva pelagisditandai oleh keturunan untuk benthos, pilihan penyelesaian cocoksitus oleh isyarat kimia dan fisik, dan metamorfosis ke sebuah poliptentakel dengan sepiring basal kalsifikasi (dibahas dalam Gleason danHofmann, 2011). Peristiwa ini melibatkan perubahan mendalam dalam perilaku,struktur, fisiologi, dan gizi (Gleason dan Hofmann, 2011)dan dipengaruhi oleh sejauh mana larva yang terkait denganSymbiodinium symbionts dan dapat menggunakan autotrophy untuk memenuhi merekakebutuhan energi (Edmunds et al., 2001).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Untuk karang skleraktinia tropis, akhir fase larva pelagis
ditandai dengan keturunan ke benthos, pemilihan penyelesaian yang sesuai
situs oleh kimia dan isyarat fisik, dan metamorfosis menjadi polip
dengan tentakel dan piring basal kalsifikasi (Ulasan di Gleason dan
Hofmann 2011). Peristiwa ini melibatkan perubahan besar dalam perilaku,
struktur, fisiologi, dan gizi (Gleason dan Hofmann, 2011),
dan dipengaruhi oleh sejauh mana larva berhubungan dengan
simbion Symbiodinium dan dapat memanfaatkan autotrophy untuk memenuhi mereka
kebutuhan energi (Edmunds et al. 2001).