For a seed to achieve its greatest

For a seed to achieve its greatest expression, it must come completely undone. The shell cracks, its insides come out and everything changes. To someone who doesn’t understand growth, it would look like complete destruction.” - Cynthia Occelli

One of my most memorable months on the Race I got to work in a cafe where I helped bake pies on Mondays with Annie; chocolate cream pie, traditional apple pie, New York cheesecake, coconut cream pie, Oreo cheesecake, lemon meringue pie and pecan pie. I'm pretty sure racers were the top pie eating customers that month.

It was month 6, the half way point of the Race and my first month as a raised up squad leader. My team was now scattered across the country and I was adopted for the month as a pseudo team member of a dynamic group of girls with the best team name, I think, in World Race history; Flock Seven Deep #whattheflock.

It was also the month my heart was like a seed dying in the dirt and yet resisting the appearance of “complete destruction”. My shell was cracked, my insides were out and I was coming undone. It wasn’t pretty.

Baking with Annie was like edible art therapy. My job was to roll out the dough and make the pie crusts look beautiful by crimping the edges with my finger to create the classic fluted look. There is both a science and an art to pie making and despite my love for baking both required a level of finesse and hand eye coordination that was beyond my expertise. Annie made it look easy. I made it look like play-dough.

However, determined to master the technique, I stayed focused on the task at hand while trying to make light of my perfectionist tendencies. With each new pie Annie would encourage my intentional focus and gently chuckle every time I ended up with uneven creases. Then, like a potter with clay in her hands, she would effortlessly knead the dough into place in seconds. I’m telling you, she was amazing.

While peeling apples together for her traditional apple pie, I asked Annie about her story. She spoke softly as she shared about her past. My heart hung on her every word, trying to imagine the reality she described. Though I didn’t grow up with the same poverty stricken hardships in the countryside of Vietnam, I could identify with the level of brokenness she expressed.

“Wow” I said, “you have a beautiful story.”

“Oh…no” she replied, “my story is only beautiful after I met Jesus.”

I’ll never forget the humility and gratitude in her voice. Annie smiled as she placed two pieces of pie on a plate. We sat together, aware of our brokenness, and let the reality of her words sink in; our stories are beautiful because we met Jesus.

Months later as I reflect on this stage of my Race, I don’t see complete destruction; I see strength in His suffering and growth in His glory. I see His beauty in my brokenness.

And though there are days I wish I could go back to make of the details pretty, I move forward knowing that He makes the whole beautiful.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Untuk benih mencapai ekspresinya yang terbesar, itu harus datang benar-benar dibatalkan. Retak shell, Bagian yang keluar dan mengubah segalanya. Untuk seseorang yang tidak memahami pertumbuhan, akan terlihat seperti lengkap kehancuran."- Cynthia OccelliSalah satu bulan saya paling berkesan pada perlombaan aku bekerja di sebuah kafe mana saya membantu panggang kue pada hari Senin dengan Annie; cokelat pie krim, tradisional Pai apel, New York cheesecake, krim kelapa pie, Oreo cheesecake, lemon meringue pie dan kemiri pie. I 'm pretty sure pembalap adalah kue atas makan pelanggan bulan itu.Itu bulan 6, titik setengah jalan ras dan bulan pertama saya sebagai mengangkat atas pemimpin pasukan. Tim saya sekarang tersebar di seluruh negeri dan aku diadopsi untuk bulan sebagai anggota tim pseudo sekelompok dinamis gadis dengan nama tim terbaik, saya pikir, dalam sejarah dunia balap; Kawanan tujuh dalam #whattheflock.Itu juga bulan hatiku adalah seperti sebuah benih mati di tanah dan belum menolak penampilan pemusnah"lengkap". Tempurung saya sudah retak-retak, perutku sedang keluar dan aku akan datang dibatalkan. Itu tidak cukup.Kue dengan Annie adalah seperti dimakan seni terapi. Pekerjaan saya adalah untuk menggulung adonan dan membuat kerak kue terlihat cantik dengan crimping tepi dengan jari saya untuk membuat tampilan bergalur yang klasik. Ada ilmu dan seni Pai membuat dan meskipun cinta saya untuk baking keduanya diperlukan tingkat kemahiran dan tangan koordinasi mata yang berada di luar keahlian saya. Annie membuatnya terlihat mudah. Saya membuat ini terlihat seperti adonan bermain.Namun, bertekad untuk menguasai teknik, aku tinggal fokus pada tugas di tangan saat mencoba membuat cahaya dari kecenderungan perfeksionis saya. Dengan setiap baru Annie akan mendorong fokus saya disengaja dan lembut tertawa setiap kali saya berakhir dengan lipatan merata. Kemudian, seperti potter dengan clay di tangannya, ia akan dengan mudah Uleni adonan ke tempatnya dalam detik. Aku bilang, dia sangat mengagumkan.Sementara mengupas apel bersama-sama untuk Pai apel nya tradisional, saya bertanya Annie tentang ceritanya. Dia berbicara lembut saat dia menceritakan tentang masa lalunya. Hatiku tergantung pada dirinya setiap kata, mencoba membayangkan realitas ia digambarkan. Meskipun saya tidak tumbuh dengan kemiskinan tertimpa kesulitan yang sama di pedesaan Vietnam, aku bisa mengidentifikasi dengan tingkat kehancuran yang dia menyatakan."Wow" Aku berkata, "Anda memiliki cerita indah.""Oh... tidak ada" Dia menjawab, "cerita saya hanya indah saya setelah bertemu dengan Yesus."Aku tidak akan pernah melupakan kerendahan hati dan rasa syukur dalam suaranya. Annie tersenyum karena dia ditempatkan dua potong kue di piring. Kami duduk bersama-sama, menyadari kehancuran kami, dan membiarkan realitas perkataannya tenggelam dalam; cerita kita indah karena kita bertemu Yesus.Bulan kemudian saat saya merenungkan tahap ini ras saya, saya tidak melihat kehancuran lengkap; Saya melihat kekuatan dalam penderitaan dan pertumbuhan dalam kemuliaan-Nya. Saya melihat keindahan kekasihnya dalam kehancuran saya. Dan meskipun ada hari aku berharap aku bisa kembali membuat rincian yang cukup, aku bergerak maju mengetahui bahwa ia membuat seluruh indah.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Untuk benih untuk mencapai ekspresi terbesar, itu harus datang benar-benar dibatalkan. Retak shell, bagian dalamnya keluar dan semuanya berubah. Untuk seseorang yang tidak memahami pertumbuhan, akan terlihat seperti kehancuran total "- Cynthia Occelli. Salah satu bulan paling berkesan saya di Race aku bekerja di sebuah kafe di mana saya membantu pai panggang pada hari Senin dengan Annie; chocolate cream pie, pie apel tradisional, New York cheesecake, kelapa krim kue, Oreo cheesecake, lemon meringue pie dan pecan pie. Aku cukup yakin pembalap adalah pie atas makan pelanggan bulan itu. Itu bulan 6, titik setengah jalan dari Ras dan bulan pertama saya sebagai pemimpin pasukan dibangkitkan. Tim saya sekarang tersebar di seluruh negeri dan saya diadopsi untuk bulan sebagai anggota tim semu dari kelompok dinamis gadis dengan nama tim terbaik, saya pikir, dalam sejarah Balap Dunia; Flock Tujuh Jauh #whattheflock. Itu juga bulan hatiku seperti benih sekarat di tanah dan belum menolak penampilan "kehancuran total". Shell saya sudah retak-retak, perutku keluar dan aku datang dibatalkan. Itu tidak cukup. Baking dengan Annie seperti terapi seni dimakan. Pekerjaan saya adalah untuk menggulung adonan dan membuat remah kue terlihat cantik dengan Crimping tepi dengan jari saya untuk membuat tampilan bergalur klasik. Ada sebuah ilmu dan seni untuk membuat kue dan meskipun cinta saya untuk memanggang baik diperlukan tingkat kemahiran dan koordinasi mata tangan yang berada di luar keahlian saya. Annie membuatnya terlihat mudah. Saya membuatnya terlihat seperti bermain-adonan. Namun, bertekad untuk menguasai teknik, saya tinggal fokus pada tugas di tangan ketika mencoba untuk membuat terang kecenderungan perfeksionis saya. Dengan setiap pie baru Annie akan mendorong fokus disengaja saya dan dengan lembut tertawa setiap kali saya berakhir dengan lipatan yang tidak rata. Lalu, seperti potter dengan tanah liat di tangannya, ia akan mudah uleni adonan menjadi tempat di detik. Aku bilang, dia sangat mengagumkan. Sementara mengupas apel bersama-sama untuk pai apel tradisional, saya bertanya Annie tentang kisahnya. Dia berbicara pelan saat dia berbagi tentang masa lalunya. Hatiku tergantung pada dirinya setiap kata, mencoba membayangkan realitas ia digambarkan. Meskipun saya tidak tumbuh dengan kesulitan yang dilanda kemiskinan yang sama di pedesaan Vietnam, saya bisa mengidentifikasi dengan tingkat kehancuran ia menyatakan. "Wow" kataku, "Anda memiliki cerita indah." "Oh ... tidak" dia menjawab, "cerita saya hanya cantik setelah saya bertemu Yesus." saya tidak akan pernah melupakan kerendahan hati dan rasa syukur dalam suaranya. Annie tersenyum saat ditempatkan dua potong kue di piring. Kami duduk bersama-sama, menyadari kehancuran kita, dan membiarkan realitas kata-katanya meresap; cerita kita yang indah karena kami bertemu Yesus. Bulan kemudian saat aku merenungkan tahap Balap saya, saya tidak melihat kehancuran total; Saya melihat kekuatan dalam penderitaan-Nya dan pertumbuhan dalam kemuliaan-Nya. Aku melihat keindahan-Nya dalam kehancuran saya. Dan meskipun ada hari-hari aku berharap aku bisa kembali untuk membuat rincian cantik, aku bergerak maju mengetahui bahwa Dia membuat seluruh indah.