Man fell into the clutches of Satan

Man fell into the clutches of Satan, who impelled him to make a declaration of independence over against God, persuading him that this meant freedom. How it was possible for the Evil Spirit to supplant the Holy Spirit in man, Luther cannot explain, though he is quite clear that it was not because man had "free choice" between God and Satan. He therefore simply takes man's fallenness as fact, and understands it to mean that man is no longer moved by the Holy Spirit but by an entirely opposite Spirit. Man has turned from faith in God to unbelief (distrust and disobedience), exchanging his right and natural relation to God for a thoroughly wrong and unnatural one.6 In Pauline terms, having begun in the Spirit, he has ended in the "flesh"; he is no longer spiritual but carnal; and this applies to the whole man, not just some part of him, so that it can be sa id that everything about him —body, soul, and spirit—is "flesh.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pria itu jatuh ke dalam cengkeraman setan, yang terdorong dia membuat Deklarasi Kemerdekaan luar Allah, meyakinkan dia bahwa ini berarti kebebasan. Bagaimana hal itu mungkin untuk roh jahat untuk menggantikan Roh Kudus dalam manusia, Luther tidak bisa menjelaskan, meskipun ia cukup jelas bahwa itu bukan karena manusia telah "free choice" antara Tuhan dan setan. Ia karena itu hanya membutuhkan fallenness manusia sebagai fakta, dan memahami bahwa hal itu berarti bahwa manusia tidak lagi digerakkan oleh Roh Kudus, melainkan dengan Roh sepenuhnya berlawanan. Manusia telah berbalik dari iman dalam Tuhan ketidakpercayaan (ketidakpercayaan dan ketidaktaatan), bertukar tepat dan alami hubungannya kepada Tuhan untuk one.6 benar-benar salah dan tidak wajar di Pauline istilah, mulai dalam semangat, dia telah berakhir sebagai "manusia". saat ini tidak lagi rohani namun duniawi; dan ini berlaku untuk keseluruhan manusia, bukan hanya beberapa bagian dari dirinya, sehingga dapat menjadi sa id itu segala sesuatu tentang dia — tubuh, jiwa, dan Roh — adalah "daging.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Man jatuh ke dalam cengkeraman setan, yang mendorongnya untuk membuat deklarasi kemerdekaan lebih terhadap Allah, membujuknya bahwa ini berarti kebebasan. Bagaimana mungkin untuk Roh Jahat untuk menggantikan Roh Kudus dalam diri manusia, Luther tidak bisa menjelaskan, meskipun ia cukup jelas bahwa itu bukan karena manusia memiliki "pilihan bebas" antara Allah dan Setan. Karena itu ia hanya mengambil kejatuhan manusia sebagai fakta, dan mengerti hal itu berarti bahwa manusia tidak lagi digerakkan oleh Roh Kudus tetapi oleh Roh yang sama sekali berlawanan. Man telah berubah dari iman kepada Allah untuk ketidakpercayaan (distrust dan pembangkangan), bertukar kanannya dan hubungan alam dengan Allah untuk one.6 menyeluruh yang salah dan tidak wajar segi Pauline, telah mulai dengan Roh, ia telah berakhir di "daging" ; ia tidak lagi spiritual tetapi duniawi; dan ini berlaku untuk seluruh manusia, bukan hanya beberapa bagian dari dirinya, sehingga dapat menjadi sa id bahwa segala sesuatu tentang dia -body, jiwa, dan roh-adalah "daging.