But I quickly remembered, my dad do

But I quickly remembered, my dad doing the same with my mom. My mom answered and my dad got so furious, he slapped her in front of me for the first time. He looked at me and said angrily, “When your husband ask you about his works, he isn’t really asking, so keep your mouth shut.”
But they have been wrong ever since I came here. I started suggesting and he listened. I used to shed lots of tears at home and I did the same here too, but the feelings of why it came, was different.

I felt confidence building inside me. I could have never imagined asking him about going with my friends for trekking but I did. I looked at him and said, “Can I go with my friends for trekking? It is only for two nights. I won’t do anything stupid and will come back as soon as I can. Or you could call me if you want me here and I will come back here sooner.”

My mom asked about going out with her friends for some religious purpose and I still remember my dad’s expression. My husband made the same.
He looked at me disgusted. He was clearly angry. I felt naked in front of him for the first time but little did I know, he was going to teach me to not be shameful when I am naked.

“Ghauri”, he said frustrated, “how many times have I told you that you are my wife? Why are you taking my permission like that? Like you are a prisoner? In fact, why are you asking at all? Inform me and go. Don’t beg for it!”, he said and walked away angrily.

My parents gave birth to me and they raised me, but I was only starting to live. My husband was teaching me how to live.

I went behind him. He was looking down the balcony. I stood behind him and looked down as well.

“I am learning, please be patient with me”, I said looking down, probably opening that part of me for the first time, “My mother has given me thousand lists of what I can do to fail has a wife and my dad has given me thousand lists of when to shut up. So, I am learning”.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tapi dengan cepat aku ingat, ayah saya melakukan hal yang sama dengan ibuku. Ibu saya menjawab dan ayah saya punya begitu marah, Dia ditampar dia di depan saya untuk pertama kalinya. Dia memandangku dan berkata dengan marah, "ketika suami Anda bertanya tentang karya-karyanya, ia tidak benar-benar bertanya, sehingga tetap menutup mulut Anda."Tapi mereka telah salah sejak saya datang ke sini. Saya mulai menunjukkan dan dia mendengarkan. Aku digunakan untuk mencurahkan banyak air mata di rumah dan saya melakukan yang sama di sini juga, tapi perasaan mengapa itu datang, berbeda.Aku merasa keyakinan bangunan dalam diriku. Saya bisa tidak pernah membayangkan menanyakan kepadanya tentang pergi dengan teman-teman saya untuk trekking tapi aku. Aku memandangnya dan berkata, "Dapatkah saya pergi dengan teman-teman untuk trekking? Hal ini hanya untuk dua malam. Aku tidak melakukan sesuatu yang bodoh dan akan datang kembali secepat aku bisa. Atau Anda bisa menghubungi saya jika Anda ingin saya di sini dan aku akan datang kembali ke sini cepat."Ibu saya bertanya tentang akan keluar dengan teman-temannya untuk beberapa tujuan agama dan aku masih ingat ayah saya ekspresi. Suami saya dibuat sama.Dia memandangku jijik. Ia menjadi jelas marah. Saya merasa telanjang di depannya untuk pertama kalinya, tetapi sedikit yang saya tahu, dia akan mengajari saya tidak akan memalukan ketika aku telanjang."Ghauri", katanya frustrasi, "berapa banyak Apakah saya memberitahu Anda bahwa Anda adalah istri saya? Mengapa Anda mengambil izin saya seperti itu? Seperti Anda adalah seorang tahanan? Bahkan, mengapa Anda meminta sama sekali? Beritahu saya dan pergi. Jangan memohon untuk itu! ", katanya dan berjalan pergi dengan marah.Orang tua saya melahirkan saya dan mereka mengangkat saya, tapi saya hanya mulai hidup. Suami saya mengajar saya bagaimana untuk hidup.Aku pergi di belakang-nya. Dia sedang di balkon. Aku berdiri di belakangnya dan memandang ke bawah juga."Saya belajar, harap bersabar dengan saya", kataku melihat ke bawah, mungkin membuka bagian dari diriku untuk pertama kalinya, "ibuku telah memberiku ribu daftar dari apa yang dapat saya lakukan untuk gagal memiliki istri dan ayah saya telah memberiku ribu daftar Kapan harus tutup mulut. Jadi, aku belajar".

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tapi aku cepat ingat, ayah saya melakukan hal yang sama dengan ibu saya. Ibuku menjawab dan ayah saya punya begitu marah, dia menamparnya di depan saya untuk pertama kalinya. Dia menatapku dan berkata dengan marah, "Ketika suami Anda bertanya tentang karya-karyanya, ia tidak benar-benar bertanya, jadi tutup mulut."
Tapi mereka telah salah sejak saya datang ke sini. Aku mulai menyarankan dan dia mendengarkan. Aku digunakan untuk menumpahkan banyak air mata di rumah dan saya melakukan hal yang sama di sini juga, tapi perasaan mengapa itu datang, itu berbeda. Aku merasa membangun kepercayaan diri dalam diri saya. Aku tidak akan pernah membayangkan bertanya kepadanya tentang pergi dengan teman-teman untuk trekking tapi aku. Aku menatapnya dan berkata, "Dapatkah saya pergi dengan teman-teman saya untuk trekking? Hal ini hanya untuk dua malam. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh dan akan kembali secepat mungkin. Atau Anda bisa menelepon saya jika Anda ingin saya di sini dan saya akan kembali ke sini lebih cepat. " Ibuku bertanya tentang pergi keluar dengan teman-temannya untuk beberapa tujuan agama dan saya masih ingat ekspresi ayahku. Suami saya membuat yang sama. Dia menatapku jijik. Ia jelas marah. Aku merasa telanjang di depannya untuk pertama kalinya tapi sedikit yang saya tahu, dia akan mengajari saya untuk tidak memalukan ketika saya telanjang. "Ghauri", katanya frustrasi, "berapa kali saya katakan bahwa Anda adalah istri saya? Mengapa Anda mengambil izin saya seperti itu? Seperti Anda adalah tahanan? Bahkan, kenapa kau bertanya sama sekali? Memberitahu saya dan pergi. Tidak meminta untuk itu! ", Katanya dan berjalan pergi dengan marah. Orang tua saya melahirkan saya dan mereka membesarkan saya, tapi saya hanya mulai hidup. Suami saya sedang mengajar saya bagaimana untuk hidup. Aku pergi di belakangnya. Dia melihat ke bawah balkon. Aku berdiri di belakangnya dan melihat ke bawah juga. "Saya belajar, harap bersabar dengan saya", kataku melihat ke bawah, mungkin membuka bagian itu dari saya untuk pertama kalinya, "Ibuku telah memberi saya ribu daftar apa yang saya bisa lakukan untuk gagal memiliki istri dan ayah saya telah memberi saya ribu daftar kapan harus tutup mulut. Jadi, saya belajar ".