Meanwhile Eleanor’s life reached a

Meanwhile Eleanor’s life reached a turning point. She fell in love!
The young man was her fifth cousin, Franklin Delano Roosevelt.
Eleanor and Franklin had known each other since childhood. Franklin
recalled how once he had carried her piggyback in the nursery. When she
was fourteen, he had danced with her at a party. Then, shortly after her
return from Allenswood, they had met by chance on a train. They talked
and almost at once realized how much they liked each other.
For a time they met secretly. Then they attended parties together.
Franklin—tall, strong, handsome—saw her as a person he could trust.
He knew that she would not try to dominate him. f
But did he really love her? Would he always? She wrote to him, quoting
a poem she knew: “Unless you can swear, ‘For life, for death!’ . . . Oh,
never call it loving!”
Franklin promised that his love was indeed “for life,” and Eleanor
agreed to marry him. It was the autumn of 1903. He was twenty-one.
She was nineteen.
On March 17, 1905, Eleanor and Franklin were married. “Uncle Ted,”
by then president of the United States, was there to “give the bride away.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sementara daridiana kehidupan mencapai titik balik. Dia jatuh cinta!Orang muda itu sepupunya kelima, Franklin Delano Roosevelt.Eleanor dan Franklin telah mengenal satu sama lain sejak masa kanak-kanak. Frankliningat bagaimana sekali ia membawa dia dukung-dukungan di pembibitan. Ketika diaberusia empat belas tahun, ia telah berdansa dengannya di sebuah pesta. Kemudian, tak lama setelah dia.kembali dari Allenswood, mereka bertemu secara kebetulan di kereta api. Mereka berbicaradan hampir sekaligus menyadari berapa banyak mereka menyukai satu sama lain.Untuk waktu yang mereka bertemu diam-diam. Kemudian mereka menghadiri pesta bersama.Franklin-tinggi, kuat dan tampan — melihatnya sebagai orang dia bisa percaya.Dia tahu bahwa dia tidak akan mencoba untuk mendominasi kepadanya. fTapi apakah dia benar-benar mencintainya? Apakah dia akan selalu? Dia menulis kepadanya, mengutipsebuah puisi yang dia tahu: "kecuali Anda dapat bersumpah, 'untuk kehidupan, kematian!'... Oh,pernah menyebutnya mencintai!"Franklin berjanji bahwa kasihNya memang "for life", dan Eleanorsetuju untuk menikah dengannya. Itu musim gugur tahun 1903. Ia adalah dua puluh satu.Dia adalah sembilan belas.Pada tanggal 17 Maret 1905, Eleanor dan Franklin menikah. "Paman Ted"oleh Presiden Amerika Serikat, ada di sana untuk "memberikan Pengantin."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sementara kehidupan Eleanor mencapai titik balik. Dia jatuh cinta!
Pemuda itu sepupu kelima, Franklin Delano Roosevelt.
Eleanor dan Franklin telah saling kenal sejak masa kanak-kanak. Franklin
ingat bagaimana setelah ia telah melakukan piggyback nya di persemaian. Ketika ia
berusia empat belas tahun, ia menari dengan dia di sebuah pesta. Kemudian, tak lama setelah dia
kembali dari Allenswood, mereka bertemu secara kebetulan di kereta api. Mereka berbicara
dan hampir seketika menyadari betapa mereka saling menyukai.
Untuk waktu mereka bertemu diam-diam. Kemudian mereka menghadiri pesta bersama-sama.
Franklin-tinggi, kuat, tampan-melihatnya sebagai orang yang bisa ia percaya.
Dia tahu bahwa dia tidak akan mencoba untuk mendominasi dia. f
Tapi apakah dia benar-benar mencintainya? Akan dia selalu? Dia menulis kepadanya, mengutip
sebuah puisi dia tahu: '! Untuk hidup, kematian' "Kecuali Anda dapat bersumpah, . . . Oh,
tidak pernah menyebutnya cinta!
"Franklin berjanji bahwa cintanya memang" untuk hidup, "dan Eleanor
setuju untuk menikah dengannya. Itu musim gugur 1903. Dia dua puluh satu.
Dia adalah sembilan belas.
Pada tanggal 17 Maret 1905, Eleanor dan Franklin yang menikah. "Paman Ted,"
oleh presiden Amerika Serikat, ada di sana untuk "memberikan pengantin pergi."